Hari Tani Nasional yang diperingati setiap 24 September, menjadi momentum penting bagi petani di Indonesia untuk merefleksikan perjuangan dan harapan mereka dalam meningkatkan kesejahteraan.
- Sekitar 4.000 Ton Pupuk Urea Bersubsidi di Rembang Mubazir?
- Capai 2.775 Ha, Luas Areal Tanaman Tembakau di Blora berkembang Pesat
- Gerakan Pangan Murah, Wujud Dukungan Bagi Petani
Baca Juga
Yosef Heriyanto dari Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) sebut bertepan dengan Hari Tani Nasional bersama dengan elemen petani, buruh, mahasiswa, dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Pejuang Rakyat (APERA) Solo Raya gelar aksi damai dan audensi di halaman gedung DPRD Karanganyar.
Audensi diterima oleh Pimpinan DPRD Karanganyar Bagus Selo dan Latri Listyowati anggota DPRD Karanganyar juga Titis Sri Jawoto, Plt Dinas Pertanian Karanganyar. Aksi mereka sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib para petani di Kabupaten Karanganyar yang dinilai makin memprihatinkan.
"Meraka mengalami krisis di berbagai persoalan, mulai dari kesulitan air karena praktik monopoli, harga komoditas hasil pertanian yang tidak pasti dan bahkan cenderung rendah, serta kelangkaan dan harga pupuk yang mahal," paparnya.
Dalam orasinya disampaikan nasib petani di Karanganyar makin memprihatinkan karena kebijakan pemerintah yang sering kali dianggap tidak berpihak kepada petani kecil.
Para petani sangat berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan nasib petani. Pemerintah harus bisa memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi bagi petani sehingga lebih mudah dan terjangkau dan harganya murah.
"Kami sampaikan apa yang menjadi persoalan di petani. Seperti masalah air, karena saat ini Karanganyar sudah masuk dalam fase krisis air," lanjutnya.
Apalagi yang menyangkut masalah air untuk pertanian. Salah satunya dipicu oleh PDAM yang mengambil air dilebih dari 30 titik di lereng Lawu. Masih ada masalah harga jual gabah petani saat masa panen raya justru turun, demikian juga dengan pengairan untuk lahan pertanian juga harus diperhatikan pemerintah.
Masalah harga gabah petani. Saat panen raya harga gabah petani turun lagi. Harapannya pemerintah daerah bisa membuat regulasi untuk menjamin standarisasi harga.
"Jika perlu kerjasama dengan Bulog supaya bisa bekerjasama untuk menyerap hasil panan dari petani. Termasuk membuka akses pasar seluas-luasnya bagi petani non padi," pungkasnya.
- Sekitar 4.000 Ton Pupuk Urea Bersubsidi di Rembang Mubazir?
- Capai 2.775 Ha, Luas Areal Tanaman Tembakau di Blora berkembang Pesat
- Gerakan Pangan Murah, Wujud Dukungan Bagi Petani