Badan Otorita Borobudur Sukses Gelar Inkubasi Bisnis, Kolaborasikan Desa Wisata dan Mahasiswa 

Peserta Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif, Bersama Direktur Industri Pariwisata Dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Bisma Jatmika, Minggu (28/07), Saat Sesi Penutupan, Bertempat Di Lantai 8 GKB 2 Universitas Muhammadiyah Semarang, Jalan Kedungmundu Raya. Soetjipto/RMOLJawaTengah
Peserta Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif, Bersama Direktur Industri Pariwisata Dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Bisma Jatmika, Minggu (28/07), Saat Sesi Penutupan, Bertempat Di Lantai 8 GKB 2 Universitas Muhammadiyah Semarang, Jalan Kedungmundu Raya. Soetjipto/RMOLJawaTengah

Badan Otorita Borobudur (BOB) berkolaborasi dengan Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI), telah tuntas melaksanakan kegiatan Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi bagi pelaku ekonomi kreatif di Kawasan Pariwisata Borobudur, Minggu (28/07).


Kegiatan juga mengkolaborasikan desa wisata dengan mahasiswa, agar saling menimba ilmu dan pengalaman di bidang entrepreneurship (kewirausahaan). 

Penutupan ini merupakan rangkaian acara dari kegiatan Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi bagi pelaku ekonomi kreatif di Kawasan Pariwisata Borobudur, yang wilayahnya mencakup wilayah-wilayah di Jateng dan DIY.

Tujuannya, untuk meningkatkan kapasitas SDM ekonomi kreatif yang berdaya saing, dan fokus dalam mendukung program penguatan Jejaring Desa Wisata, serta keberlanjutan program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).   

Kegiatan yang telah diselenggarakan oleh Badan Otorita Borobudur ini bertujuan membekali para pelaku usaha pariwisata perihal ketrampilan manajerial, pengembangan rantai pasok, diversifikasi produk dan layanan, penguatan jaringan bisnis, serta pemberdayaan ekonomi lokal.  

“Harapannya, semoga implementasinya kelak akan memberikan kontribusi positif dalam pengembangan Pelaku Ekonomi Kreatif dan Kawasan Pariwisata Borobudur serta dapat meningkatkan peluang pemasaran lokal maupun nasional,"  ujar Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Bisma Jatmika, Minggu (28/07), saat menutup secara resmi kegiatan Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi bagi Pelaku Ekraf di Kawasan Pariwisata Borobudur, bertempat di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Jalan Kedungmundu Raya. 

Tujuan lain dari kegiatan in, lanjut Bisma, untuk meningkatkan kompetensi SDM Pelaku Ekraf, guna menciptakan Produk Ekraf yang berdaya saing di Kawasan Pariwisata Borobudur melalui Pelatihan dan Pendampingan serta Business Matching. 

Adapun jumlah peserta pelatihan, total sebanyak 16 orang dari delapan Desa Wisata terpilih dari 17 Desa Wisata di DPN Semarang-Karimunjawa, yang masuk ke dalam nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (Kandri, Wonolopo, Branjang, Srumbung Gunung, Lerep, Ngesrepbalong, Bendosari dan Muncar Moncer), selama tiga hari.

Ketua MCEBI, Dr Endang Rudiatin MSi mengungkapkan, hasil dari kegiatan Inkubasi bisnis ini cukup mengagumkan, dimana terbentuk kolaborasi antara desa-desa wisata dengan mahasiswa. 

Dari delapan desa wisata yang diikutkan dalam program inkubasi bisnis ini, setelah diranking oleh tim penilai, mereka menampilkan produk-produk terbaik. 

"Kami coba menghubungkan desa-desa wisata tersebut dengan mahasiswa, ternyata dari desa sekitar produknya bagus-bagus. Kami berharap setelah ini ada pihak-pihak yang bisa menjadi stakeholder untuk membantu agar usahanya berlanjut, agar desa wisata ini kreatif dan memiliki nilai tambah," ujar dia. 

Kolaborasi ini tujuannya untuk berbagi pengalaman antara kampus dengan desa. 

"Mahasiswa juga kita tuntut untuk memahami kearifan lokal. Dengan mengenal produk-produk yang ramah lingkungan, humanis, dan turut melestarikan budaya yang ada di masyarakat tersebut, kebiasaan masyarakat, dan lainnya" imbuhnya. 

Pembantu Rektor III Unimus, DR Eny Winaryati MPd memberikan apresiasi tinggi terhadap inkubasi bisnis yang mengkolaborasikan mahasiswa dengan masyarakat desa wisata. 

"Saya acung jempol, ini aktivitas yang luar biasa. Apapun yang bergerak harus bersatu berkolaborasi. Bahwa bagi mahasiswa, ini dengan berkolaborasi akan bisa membangkitkan kapasitasnya dari studi menjadi belajar, akselerasi langkah ketrampilan berpikir bekerja, sehingga dia bisa menggerakkan asal muasal mengelola bisnis. Mahasiswa teoritis dengan terjun di lapangan akan menambah pengalaman, dia dengan akselerasi membutuhkan ruang agar dia berkembang lebih bagus lagi. Apalagi sekarang kewirausahaan menjadi ciri bagi semua program studi," papar Eny Winaryati.