Bahasa Jawa Tetap Dikenal Lewat Aplikasi Digital

Peta Jalan Menuju Indonesia Digital
Pengembang Kamus Digital Senarai DR Muljono, S.Si, M.Kom menunjukkan cara kerja aplikasi ciptannya di Kota Semarang, belum lama ini.  RMOL Jateng
Pengembang Kamus Digital Senarai DR Muljono, S.Si, M.Kom menunjukkan cara kerja aplikasi ciptannya di Kota Semarang, belum lama ini. RMOL Jateng

Modernisasi dan perkembangan teknologi semakin maju berdampak terhadap berbagai hal, termasuk tradisi dan kebudayaan.


Salah satu tradisi belakangan semakin terkikis modernisasi yakni pengetahuan dan penggunaan Bahasa Jawa. Kondisi tersebut menjadi pendorong munculnya kreasi untuk melestarikan Bahasa Jawa dirancang secara digital.

Salah satu terobosan menuju Indonesia digital melalui pendidikan ditempuh Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang dan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional Perkamusan dan Peristilahan (KKLP KI). 

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Dr Syarifuddin, M.Hum mengatakan, upaya pelestarian bahasa Jawa melalui kegiatan konservasi dan revitalisasi untuk mengajak penutur bahasa Jawa menanamkan rasa cinta dan bangsa dengan cara menggunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

“Upaya digitalisasi bahasa Jawa melalui Kamus Digital Senarai Istilah Jawa diharapkan dapat memperluas akses pemahaman dan penggunaan bahasa Jawa untuk berbagai kalangan,” ujar Syarifuddin. 

Mereka berkolaborasi menyusun kamus budaya Jawa dalam bentuk digital yakni Kamus Digital Senarai Istilah Jawa.  Kamus digital ini memuat istilah-istilah khusus dalam berbagai bidang seperti seni wayang, kerajinan gerabah, olahan makanan tradisional, peralatan tradisional dan satuan ukuran dalam Bahasa Jawa. 

“Senarai adalah Bahasa Jawa berarti list atau daftar,” ucap Pengembang Kamus Digital Senarai DR Muljono, S.Si, M.Kom saat menemui RMOL Jateng di ruang kerjanya, di Kota Semarang, belum lama ini. 

Kelahiran Kamus Digital Senarai Bahasa Jawa karena saat ini bahasa daerah sudah banyak ditinggalkan. Di samping itu, Bahasa Jawa sudah jarang digunakan bahkan oleh orang Jawa Tengah sendiri. 

“Pembuatan kamus digital Bahasa Jawa bertujuan untuk revitalisasi dan mempertahankan Bahasa Jawa,” ungkap Dosen Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang tersebut. 

Max, sapaan akrabnya, mengatakan, ide awal pembuatan kamus budaya Jawa digital membutuhkan proses lumayan panjang. 

Langkah pembuatan kamus tersebut dimulai dari dari Kegiatan Analisis Kebutuhan Pengguna, Penyusunan Korpus (Database) istilah Jawa, Perekaman Lema dari Korpus istilah Jawa, Desain Sistem, Implementasi Sistem dan Pengujian Sistem. 

Ditarik lagi ke belakang, pembuatan kamus digital membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Hal ini karena tidak mudah untuk membuat hal tersebut, khususnya dalam menyusun korpus dan pembuatan kamus digital. Dalam penyiapan infrastruktur diperlukan validasi dari ahli untuk lema dari kamus digital tersebut.

Kamus digital Senarai dapat diakses secara daring dan gratis melalui laman https://senaraiistilahjawa.kemdikbud.go.id/ atau diunduh melalui aplikasi Senarai Istilah Jawa di Play Store.

Max memiliki angan-angan, aplikasi tersebut memudahkan siapapun ingin mempelajari bahasa Jawa atau mencari referensi dalam bahasa Jawa untuk berbagai keperluan. 

“Sekitar 10 ribu kata sudah dimasukkan ke dalam aplikasi dan masih terus diperkaya agar semakin mempermudah anak dan masyarakat umum untuk belajar,” terang dia. 

Kamus Digital Senarai Istilah Jawa juga menyasar pelajar untuk memudahkan belajar bahasa Jawa. Alhasil, Max dan tim juga menambahkan fitur lain dalam aplikasi tersebut

Fitur lain di dalam aplikasi tersebut adalah pemainan. Ketersediaan fitur ini diharapkan mematik rasa senang pelajar mempelajari bahasa Jawa. 

“Kelengkapan fitur ini terus ditambah dan menggunakan teknologi tinggi karena digunakan oleh masyarakat luas jadi harus valid,” papar dia. 

Menurut dia, pentingnya menguasai digital dalam genggaman. Mengutip pernyataan Presiden RI Joko Widodo, siapa menguasai artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dia akan menguasai dunia. Dia pun lantas memaknainya dengan membuat aplikasi untuk memudahkan pekerjaan manusia.

“Ke depan, kebutuhan manusia hingga mendeteksi penyakit bisa bisa diketahui secara digital,” ujar dia. 

Fitur kamus digital Bahasa Jawa semakin ditingkatkan menyasar pengguna khusus, yakni tuna netra. 

“Kamus Digital Senarai Istilah Jawa ini dilengkapi dengan fitur ramah difabel untuk penyandang difabel tunanetra dengan kelengkapan audio,” terang dia. 

Mereka bisa menggunakan kamus digital ini dengan mudah kerena dilengkapi dengan fitur perintah suara dan fitur text to speech. Jadi tunanetra dengan nyaman dan mudah untuk menggunakannya. Aplikasi ini telah diuji cobakan ke tunanetra di SLB Negeri Semarang, Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) dan Sahabat Mata.

Ketua Yayasan Sahabat Mata, Basuki, menyambut baik kehadiran Kamus Digital Senarai Istilah Jawa. Fitur-fiturnya mudah digunakan untuk penyandang disabilitas netra. Namun begitu, ketersediaan kata masih terbatas untuk kalangan umum. Ragam kata untuk disabilitas belum terlalu lengkap

Ketua Yayasan Sahabat Mata Semarang menunjukkan penggunaan aplikasi Kamus Digital Senarai Istilah Jawa, di Kota Semarang. RMOL Jateng

“Beberapa kata untuk disabilitas belum ada misalkan disabilitas mata ada blawur, buta, siwer memiliki arti berbeda ternyata belum ada. Sedangkan, definisi kata dalam Bahasa Jawa lebih kaya,” ucap dia. 

Selain itu, tempo terlalu cepat dan belum ada menu untuk mengatur. Bagi dia, penggunaan Kamus Digital Senarai Istilah Jawa lebih enak dioperasionalkan pada laptop dibandingkan gawai. 

Kamus Digital Senarai Istilah Jawa membantu dalam pelajaran Bahasa Jawa bagi pelajar. Dewi Sulisning (45) warga Manyaran Kecamatan Semarang Barat memanfaatkan kamus tersebut untuk membantu Qanitah Khaerunnisa pelajar SD Manyaran 3 saat belajar. Dalam memahami materi pembelajaran Bahasa Jawa seperti moco geguritan menemukan kata-kata Bahasa Jawa dinilai tidak lumrah. 

“Meski asli dan tinggal di Jawa tapi memang agak terdengar asing karena jarang digunakan,” kata dia. 

Dia mencontohkan salah satu kata dalam Bahasa Jawa belum pernah ditemui seperti luru. Dalam Bahasa Indonesia berarti cari. 

Melihat fitur tersedia, Dewi mengaku mudah Kamus Digital Senarai Istilah Jawa digunakan untuk para orang tua dan anak. 

Orangtua siswa sedang mencoba aplikasi Kamus Digital Senarai Istilah Jawa dengan menggunakan gawai, di Kota Semarang. RMOL Jateng

Kementerian Kominfo berupaya memastikan pembangunan infrastruktur secara merata di semua level dan memastikan pembangunan tersebut merata hingga ke daerah 3 T. Tujuannya agar bisa dinikmati oleh semua masyarakat Indonesia. 

Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 menjadi arah kebijakan, implementasi, serta target capaian dalam mempercepat akselerasi transformasi digital di tanah air.

Peta Jalan Indonesia Digital merupakan pedoman strategis untuk memfasilitasi transformasi digital Indonesia di empat sektor. Meliputi infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital dan masyarakat digital. 

Di dalam peta jalan itu terdapat inisiatif utama terbagi dalam 10 sektor prioritas. Di antaranya transformasi dan pariwisata digital, perdagangan digital, jasa keuangan digital, media dan hiburan digital, pertanian dan perikanan digital, real estate dan perkotaan digital, pendidikan digital, kesehatan digital, digitalisasi perindustrian serta digitalisasi lembaga pemerintahan. 

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan, inovasi memiliki arti penting dalam percepatan transformasi digital nasional. 

“Inovasi menjadi kata kunci penting. Inovation is our blood, Inovasi adalah darah kita. Dalam pengendalian frekuensi juga luar biasa terutama dengan adanya digitalisasi,” ucap Wamen seperti dilansir dari www.kominfo.go.id. 

Organisasi modern, kata dia, inovasi menjadi kunci bisa beradaptasi dengan perubahan dan bertahan. 

Langkah penting Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dan Universitas Dian Nuswantoro melalui Kamus Digital Senarai Istilah Jawa diharapkan dapat menjaga keberlanjutan bahasa dan budaya Jawa.