Satpol PP Kota Semarang merobohkan beberapa lapak pedagang kaki lima (PKL) liar yang menghuni di sekitaran pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas atau tepat di bawah Flyover Jalan Arteri Pelabuhan.
- Dituntut 4 Tahun 2 Bulan Penjara, Azis Syamsuddin Sampaikan Pembelaan Hari Ini
- Ratusan Orang Diduga Tertipu Arisan Online Ratusan Miliar di Salatiga
- Kecamatan Bawang 'Zona Merah' Narkoba di Batang
Baca Juga
Pembongkaran dipimpin langsung Kasat Pol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto dengan mengerahkan puluhan petugas dan satu alat berat untuk membongkar bangunan lapak liar.
Fajar mengatakan, dibawah Flyover ini dulunya merupakan taman kota, namun seiring berjalan waktu justru dipadati oleh lapak pedagang dan karaoke liar.
Saat ini, Plt Walikota Semarang menginginkan kawasan tersebut bersih dari PKL dan Karaoke liar serta mengembalikan fungsi taman kota di bawah Flyover tersebut.
“Pemberitahuan sudah kami sampaikan melalui Lurah Tanjung Mas sampai tiga kali. Karena disini akan dijadikan taman kota tahun depan dan sudah seharusnya kawasan pelabuhan itu steril,” kata Fajar, Senin (19/12) pagi.
Setelah bernegosiasi dengan paguyuban pedagang dan karaoke yang ada di lokasi, disepakati pedagang akan membongkar lapaknya sendiri hingga batas waktu tanggal 7 Januari 2023.
Fajar menegaskan pada tanggal 9 Januari lokasi tersebut sudah bersih dari PKL. Toleransi ini memang diberikan karena banyak pedagang yang belum bersedia untuk menutup lapaknya.
Fajar juga menjanjikan akan menyediakan lokasi berdagang baru termasuk titik parkir bagi truk-truk besar yang memang selama ini memarkirkan truk disekitar lokasi PKL.
“Kalau karaoke akan direlokasi ke klitikan, nanti pedagang akan kami carikan tempat. Untuk truk juga akan dibantu Dinas Perhubungan mencari tempat parkir. Tempat ini sendiri akan ditangani DPU dan Disperkim. Hari ini kami dibantu polsek, jika nanti masih belum steril kami akan melibatkan petugas bantuan dari Polres,” tuturnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Fly Over Arteri Tanjung Mas, Muji Hartanto mengatakan jika dulunya kawasan tersebut memang pernah menjadi taman, namun seiring berjalan waktu taman tersebut tidak lagi dirawat bahkan banyak sekali sampah dari sisa warga yang datang ke taman tersebut dan membuang sampah sembarangan.
“Semakin lama malah jadi tempat sampah. Malah keberadaan karaoke di sini membantu mengamankan lingkungan. Dulu di sini itu kalau malam banyak begal,” beber Totok, sapaannya.
Pihaknya mengaku menaungi lebih dari 100 lapak pedagang dan ruang karaoke. Bahkan ia mengaku para pedagang dan pemilik karaoke sudah cukup lama menggantungkan hidup dari usaha ditempat tersebut.
“Sudah puluhan tahun, bahkan sebelum fly over ini ada. Jadi sejarahnya panjang dan kemudian semakin banyak orang berjualan di sini semakin sulit pula kami mengantisipasi,” jelasnya.
Sementara itu salah seorang pedagang, Rujinem mengaku pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika melihat bangunan lapaknya dibongkar secara paksa oleh petugas dengan menggunakan backhoe.
Ia mengaku sudah bertahun - tahun berjualan ditempat tersebut dan tidak mengalami masalah apapun. Bahkan pembongkaran kali ini diakuinya cukup mengejutkan Rujinem karena cukup mendadak.
“Baru kemarin diberi tahu akan ada pembongkaran ini, saya kira masih beberapa hari lagi tapi ternyata hari ini langsung dilakukan. Ada pedagang yang dibilangi ada yang tidak. Kalau kami digaruk, truk-truk yang parkir liar juga harus ditindak,” ungkapnya.
- Salatiga Kini Miliki 14 Perempuan Anti Korupsi
- Siap Hadapi Kasasi Edhy Prabowo, Jaksa KPK Segera Susun Kontra Memori
- Warga Semarang Lapor, ‘Kreak’ Kembali Beraksi