Banyak Situs Peninggalan Keraton Surakarta Kondisinya Memprihatinkan

Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memprakarsai kegiatan  Sosialisasi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.


Pasalnya Keraton Kasunanan Surakarta memiliki banyak aset peninggalan masa lampau yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah dan sekitarnya.

Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta GKR Koes Moertiyah atau Gusti Moeng telah menggelar kegiatan sosialisasi tetsebut.

Tema yang diangkat "Pelestarian dan Pemanfaatan Cagar Budaya Tak Bergerak".

Kegiatan itu sebagai salah satu upaya mensosialisasikan peninggalan keraton yang ada di wilayah Sukoharjo.

Salah satunya yang sudah mendapatkan biaya revitalisasi dari pemerintah pusat yakni Pesangrahan Langenharjo.

"Padahal banyak sekali peninggalan Kraton Kasunanan Surakarta, termasuk makam Balakan, juga waduk Mulur yang dibahian atasnya ada prasasti Gusti  Kanjeng Ratu Paku Buwono IV sebagai tetenger. Meski pembangunannya di masa PB ke IX," jelasnya kepada RMOLJateng, Rabu (26/6) siang.

Disebutkan Gusti Moeng, situs bersejarah peninggalan leluhur Kraton Kasunanan Surakarta saat ini seperti Pesanggrahan Langenharjo  kondisinya sangat memprihatinkan. Bangunannya mengalami kerusakan yang cukup parah.

"Renovasi di Pesangrahan Langenharjo dilakukan terakhir kali sudah 20 tahun yang lalu dengan mengganti sirab (atap)," papar Gusti Moeng.

Ditambahkan Humas LDA, KP Edy Wirabumi, pihaknya sangat mendukung jika Pesanggrahan Langenharjo bisa dioptimalkan pengelolaannya menjadi tempat wisata budaya. Namun harus diingat jika pemanfaatannya nanti tidak mengurangi nilai pentingnya sebagai pusat budaya.

"Tapi harus jelas. Pemerintah setempat  perlu menyusun blue print atau perencanaan secara matang untuk pemanfaatan Pesanggrahan Langenharjo," lanjut KP Eddy Wirabumi.

Sementara itu Gusti Puger menambahkan saat ini  Pesangrahan Langenharjo tetap dipertahankan keberadaannya. Meski dengan kondisi dana yang terbatas. Ada beberapa bangunan yang rusak harus diperbaiki, seperti bangunan pendapa yang rawan ambruk. Sebagian ditopang menggunakan bambu agar tidak jatuh.

"Padahal pendopo ini masih difungsikan sampai saat ini untuk kegiatan budaya atau sekedar tirakatan," lanjutnya.

Pesanggrahan Langenharjo ini dahulunya menjadi tempat peristirahatan  favorit PB IX yang terletak di pinggiran Bengawan Solo. Tepat dibelakang Pesanggrahan juga terdapat sumber pemandian air panas. Namun sayang saat ini artinya sudah tidak panas lagi karena banyak tertutup oleh lumpur.

"Dulu ada dermaga di pinggiran Bengawan Solo untuk berlabuhnya kapal saat Sinuhun PB IX ingin istirahat di sini. Namun saat ini benda peninggalan bersejarah itu hilang dengan dibangunnya proyek Bengawan Solo," pungkas Gusti Puger.