Saat ini, tercatat baru empat perusahaan yang sudah menyampaikan PMKU(Pemberitahuan Melakukan Kegiatan Usaha), serta 62 truk yang sudah mengantongi STID (Single Truck Identification Data) untuk beraktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
- Angin Segar Ekonomi Batang, dari Kawasan Industri Menuju KEK
- Presdir XL Axiata Ikut Wakil Indonesia di Konferensi Pemberdayaan Perempuan Negara G20
- Walikota Gibran Hadiri Bazar UMKM Indonesia di Seoul, Ada Bakso Hingga Nasi Pecel
Baca Juga
"Sebenarnya sudah ada 8 perusahaan yang mendaftar, namun empat lainnya masih harus melengkapi persyaratan," kata Kepala KSOP Tanjung Emas Semarang, Weku Frederik Karuntu, saat membuka Musyawarah Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (29/9).
Karuntu mengakui, masih banyak pengusaha angkutan barang yang belum mendaftar PMKU.
Dijelaskan, berdasarkan data Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tercatat rata-rata 1.100 truk yang keluar masuk untuk mengangkut kontainer.
Pihaknya meminta para pengusaha, baik secara korporasi maupun perorangan untuk segera mendaftar.
"Kami minta perusahaan untuk segera mendaftar, as soon as possible, kami tunggu. Kalau berkas administrasi komplit, pagi masuk, sore pasti selesai," kata Karuntu.
Ketua Aptrindo Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Supriyono mengatakan, sebanyak 45 pengusaha angkutan barang terdaftar dalam organisasi ini.
"Dari 45 perusahaan ini tercatat memiliki sekitar 800 truk," kata Supriyono.
Ia meminta para anggotanya untuk segera mendaftar PKMU agar memperoleh SITD. "Sebelum aturan ini diwajibkan, diimbau segera mendaftar. Kalau tidak memiliki STID nanti tidak bisa berkegiatan di pelabuhan," katanya.
General Manager Terminal Peti Kemas Semarang I Nyoman Sudhiarta mengatakan, STID merupakan mandatori dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang program NLE (Nasional Logistics Ecosystem).
"Kapan jadi mandatori, kita belum tahu. Tapi kami minta perusahaan truk untuk mengurus PMKU agar dapat STID," tegas Nyoman.
Menurut Nyoman, sementara ini truk bisa beraktivitas di pelabuhan dengan RFID.
"NLE akan membantu pemerintah dan pelaku usaha mewujudkan arus logistik yang lebih cepat, masif, transparan, dan akuntanbel," timpal Karuntu.
- Pertamina: Permintaan Solar Melonjak Jelang Nataru
- Beli Pertamax Pakai OVO di Aplikasi MyPertamina Dapat Cashback 5 Persen
- Harga Gas Elpiji 3 Kilo di Kudus Naik Mengejutkan, Segini Ternyata Besaranya