Batik Purbalingga Jadi Daya Tarik Wisatawan Belanda

Batik tulis khas Purbalingga rupanya mampu memikat hati wisatawan Belanda. Hal ini terlihat saat kunjungan wisatawan Belanda yang tergabung dalam Yayasan Pikulan di Purbalingga, Jumat (14/9/2018).


Jadi mungkin teman-teman Belanda yang datang kesini sudah sering melihat batik tapi mereka melihat batik kan yang sifatnya nasional mungkin yang dari sentra-sentra batik yang lokal-lokal ini kan mereka jarang melihat," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Drs Budi Susetyono, MPA  di sela-sela kegiatan Penerimaan Kunjungan Wisatawan Belanda di Pendopo Dipokusumo, Jumat (14/9).

Hal ini terbukti dari antusiasme wisatawan Belanda yang sangat tertarik melihat batik Purbalingga. Tidak hanya sekedar melihat-lihat bahkan ada beberapa wisatawan yang sengaja membeli batik khas Purbalingga untuk dijadikan buah tangan ke negara asalnya di Belanda.

Terbukti mereka sangat tertarik sekali dengan motif-motif yang khas Purbalingga atau yang lokal Purbalingga, tadi ada juga yang membeli batiknya," tuturnya.

Motif batik yang paling banyak digemari oleh wisatawan Belanda yakni motif khas tumbuh-tumbuhan seperti pring sedapur dan lumbon. Hal ini dikarenakan motif tanaman khas Purbalingga ini tidak ditemui di tempat lain bahkan di negara mereka.

Hadirnya wisatawan mancanegara ke Purbalingga menjadi pangsa pasar yang sangat bagus untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Purbalingga. Sehingga moment ini sangat tepat untuk mempromosikan UMKM yang ada di Purbalingga.

Mereka kan berasal dari luar negeri sehingga kita harus mampu memanfaatkan momen ini untuk mempromosikan UMKM Purbalingga," ujar Budi.

Produk-produk Purbalingga yang digelar dalam pameran UMKM  diataranya batik tulis khas Purbalingga, bulu mata palsu, rambut palsu, dan sepatu rajut. Selain itu ada pula olahan makanan asli Purbalingga yang ditawarkan seperti kopi khas Kertanegara, setup nanas, dan aneka cemilan lain yang asli Purbalingga.