Bawaslu Jateng Luncurkan Buku Puisi Bertema Pengawasan Pemilu

Sebuah buku berisi sajak-sajak pengawasan pemilu akan diluncurkan pada Rabu 26 Desember 2018 pukul 18.00 WIB di Gedung RRI, Kota Semarang, Jawa Tengah.


Buku tersebut diterbitkan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah.

"Buku tersebut berisi sajak-sajak pengawasan pemilu karya dari berbagai pihak. Sebelumnya, Bawaslu Jawa Tengah mengundang publik untuk mencipta puisi," kata Koordinator Divisi Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jateng Rofiuddin dalam rilisnya, Selasa (25/12/2018).

Ia mengatakan, selama masa pengiriman karya yang hanya lima hari, ada 110 orang yang mengirimkan puisi.

Dari jumlah itu, puisi yang diterima Bawaslu mencapai 150 sajak puisi.

Bawaslu Jawa Tengah bersama dengan para kurator menyeleksi puisi tersebut. Hasilnya, ada 133 sajak yang terpilih.

Karya terpilih ini diterbitkan dalam sebuah antologi dengan judul: MATA SAJAK; Antologi Puisi Pengawasan Pemilu".

"Pengirim sajak dari berbagai daerah. Tak hanya dari Jawa Tengah tapi juga dari provinsi lain," tambahnya.

Mulai dari Jakarta, Brebes, Temanggung, Semarang, Wonogiri, Yogjakarta, salatiga, Pekanbaru dan lain-lain.

Bahkan ada seniman asal Indonesia yang berdomisili di Swiss ikut mengirim karya puisi pengawasan pemilu, yaitu: Sigit Susanto.

Beberapa nama penyair yang ikut melahirkan karya dalam antologi tersebut antara lain: Roso Titi Sarkoro, Joshua Igho, soekoso DM, Amir Machmud dan lain-lain.

Secara umum, buku antologi ini sangat kaya warna karena diikuti oleh mereka yang penyair dan bukan penyair.

Bawaslu Jawa Tengah sengaja melibatkan public secara umum untuk mencipta sajak pengawasan pemilu. Begitu pentingnya hajatan pemilu bagi bangsa ini.

Penyadaran orang per orang tak melulu melalui proses ceramah atau anjuran-anjuran dalam acara diskusi dan seminar.

Lebih dari itu, pesan-pesan dorongan pemilu bersih dan bermartabat juga bisa digaungkan melalui karya-karya puisi.

Kampanye menyuarakan kebenaran tidak hanya bisa melalui ceramah di seminar tapi juga bisa melalui penciptaan sajak-sajak.