Begini Trik Mendaki Gunung Supaya Tidak Tersesat

Aktivitas mendaki gunung banyak digandrungi masyarakat.


Selain menikmati keindahan alam maupun melakukan kegiatan spiritual.

Padahal, mendaki gunung adalah kegiatan yang lumayan ekstrim. Butuh stamina dan pikiran yang fokus.

Salah satu gunung yang menjadi favorit para pendaki adalah gunung Lawu yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bahkan di bulan Suro, penanggalan Jawa, ribuan orang di waktu yang bersamaan melakukan pendakian ke puncak Lawu berketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut.

Data yang dihimpun dari Dinas Pariwisata Karanganyar tercatat  jumlah pengunjung Gunung Lawu per tahun sekitar 18 ribu orang yang melewati pos Candi Cetho dan Pos Cemara Kandang.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Titis Sri Jawoto menjelaskan, kemampuan bertahan  matang sangat dibutuhkan.

Pasalnya, mendaki gunung asal-asalan dan seringkali bertindak sembrono bisa berakibat fatal.

"Misalnya tersesat, pendaki kehilangan arah saat akan turun maupun naik ke puncak Lawu. Kemudian kedinginan, dehidrasi, juga hipotermia. Kejadian fatalnya bisa berujung pada kematian," papar Titis, Sabtu (11/7).

Menurutnya, banyaknya kondisi pendaki yang tersesat dipicu beberapa  faktor. Diantaranya pendaki dalam kondisi tidak fit badan ataupun kejiwaan.

Kemudian pendaki tidak fokus, dan kondisi pendaki yang blank biasanya terus mencari jalan pintas karena melihat ada desa dan dikiranya dekat.

"Sayang setelah dilewati ternyata jalur putus dibawahnya jurang. Kemudian karena lelah dan bekal habis dan tidak mengetahui jalur, akhirnya tersesat dan ditemukan meninggal," lanjut Titis.

Untuk menghindari hal tersebut, pihaknya mengeluarkan kebijakan bagi pendaki pemula ataupun mereka yang belum paham benar jalur pendakian agar menggunakan pemandu profesional dari wilayah tersebut.

"Disamping itu pendaki Gunung Lawu agar menaati jalur resmi yang sudah ada sebelumnya, dan jangan  mencari jalur alternatif, bisa fatal akibatnya," pungkas Titis Sri Jawoto.

Salah satu pecinta alam dan juga relawan yang sudah seringkali mendaki gunung Lawu, Rifan Feirnandhi sampaikan, salah satu faktor penyebab banyak pendaki gunung tersesat selain dari diri sendiri  juga kerjasama kelompok.

"Bisa saja pendaki itu tersesat atau hilang itu karena lost contact dengan rombongan," papar Rifan.

Pendakian gunung rombongan ‘sweeper' yang bertugas menyapu rombongan, yakni memastikan bahwa anggotanya tidak ada yang keteteran atau tertinggal.

Ditambahkan Rifan, banyak terjadi pendaki pemula yang tersesat mengalami kepanikan luar biasa.

Hal itu bisa dipahami, namun kondisi panik justru membuat fisik dan psikis semakin drop.

"Karena tidak memiliki ilmu survival yang cukup jika pendaki itu tersesat maka tingkat keselamatan dirinya sangat tipis sekali," tandas Rifan

Rifan berpesan bagi para pendaki, jika setiap gunung memiliki karakter yang berbeda. Harus memiliki pengetahuan yang cukup dan bisa bersahabat dengan gunung yang akan didaki. Minimal harus mengenali karakter gunungnya dulu sebelum mendakinya.

Nyali aja gak cukup untuk mendaki sebuah gunung, kita harus memiliki ilmu yang cukup untuk mengenali alam," pesan Rifan.