Pemerintah Belanda mengaku masih mengalami kesulitan menentukan proses evakuasi warga dari Kabul dapat mencapai bandara.
- Promosi Pariwisata Indonesia, KBRI Quito Gandeng Travel Agent Ekuador
- Pasukan China Umumkan Latihan Perang di Dekat Taiwan
- Erdogan Tak Terima Militer Turki Disebut Gunakan Senjata Kimia
Baca Juga
Dilansir dari Kantor Berita RMOL, Menteri Luar Negeri Belanda Sigrid Kaag menyampaikan kondisi tersebut sebelum melakukan debat parlemen pada Selasa (17/8), terlebih bandara belum berfungsi optimal.
"Begitu bandara dibuka dan akan tetap buka, penerbangan antar-jemput akan diatur," kata Kaag, seperti dikutip dari NLT, Rabu (18/8).
"Itu memilukan. Mereka mungkin ada dalam daftar penumpang, tapi kita tidak tahu apakah mereka bisa sampai ke bandara," katanya.
Menurutnya, Belanda akan sebisa mungkin melakukan evakuasi dan membawa pergi orang-orang yang memenuhi syarat untuk dievakuasi dari Afghanistan ke luar negeri. Namun niatan tersebut sementara belum bisa dilakukan, karena angkatan bersenjata Amerika masih bekerja untuk mengamankan bandara.
Belanda saat ini sedang fokus untuk membawa juru bahasa yang bekerja untuk Angkatan Bersenjata Belanda dari Kabul ke Belanda pada khususnya. Mayoritas di parlemen juga menginginkan kabinet untuk membawa serta orang lain yang bekerja untuk misi Belanda dari Afghanistan selain penerjemah.
"Kami memiliki kewajiban moral. Ada orang yang menjulurkan lehernya untuk kami," kata anggota parlemen CDA Derk Boswijk.
"Ini semua adalah orang-orang yang mencoba membangun negara mereka dengan uang pajak kami dengan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri. Kami tidak dapat meninggalkan mereka sekarang," ujarnya.
- Bandara Kabul Kembali Beroperasi
- India Fokus Isu Terorisme hingga Keamanan Maritim
- Xi Jinping Perintahkan Optimalkan Operasi Penyelamatan China Eastern Airlines