Bencana Kekeringan Di Jateng Diprediksi Hingga Akhir September

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sarwa Pramana mengungkapkan, dari 35 kabupaten/kota di jateng, hampir sebagian besar mengalami bencana kekeringan. Setidaknya 24 kabupaten telah mengalami krisis air bersih.


"Bencana kekeringan kami prediksi akan berlangsung hingga akhir September atau bahkan awal bulan Oktober 2018," kata Sarwa Pramana, Senin (20/8).

Dikatakan Sarwa, untuk mengatasi bencana kekeringan itu, pihaknya sudah menyalurkan 2.500 hingga 3.000 tangki air bersih ke seluruh wilayah yang terdampak kekeringan.

Jika dihitung, sudah jutaan liter yang disalurkan. Itu baru bantuan dari BPBD Jateng, belum dari lembaga lainnya seperti PMI dan sumbangan masyarakat lainnya," kata Sarwa.

Dibagian lain sarwa mengatakan, Provinsi Jawa Tengah masuk dalam rangking satu ancaman bencana nasional. Hal ini disebabkan hampir semua ancaman bencana ada, sehingga betul apabila dikatakan bahwa wilayahnya merupakan laboratorium bencana.

Ancaman bencana yang ada antara lain mulai dari Tsunami di wilayah Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonogiri. Kemudian ancaman gunung berapi ada sembilan mulai dari Gunung Merapi, Gunung Slamet bahkan Gunung Sumbing dan Sindoro yang selama ini dianggap tidak aktif meski sebenarnya masih aktif.

Ada pula ancaman bencana longsor yang hampir di semua daerah, kemudian gempa bumi yang terjadi di Klaten dan Banjarnegara yang sama sekali tidak diprediksikan sebelumnya oleh siapapun.

"Namun kekompakan di Jawa Tengah disisi lain juga mendapat apresiasi nasional, karena apabila ada satu daerah terdampak maka yang lainnya akan segera merapat untuk bahu membahu," jelasnya.