BI Solo Beri Pelatihan Pelaku Industri Batik

Bank Indonesia secara berkesinambungan dan konsisten mendorong berkembangnya batik sebagai salah satu daya ungkit perekonomian nasional melalui berbagai program kegiatan.


Bank Indonesia secara berkesinambungan dan konsisten mendorong berkembangnya batik sebagai salah satu daya ungkit perekonomian nasional melalui berbagai program kegiatan.

"KPwBI Solo serius mendukung UMKM batik, apalagi Solo sebagai Kota Batik.KPw BI Solo juga memberikan pelatihan kepada para pelaku industri batik agar semakin berdaya saing global," kata Kepala KPwBI Solo Nugroho Joko Prastowo saat membuka pelatihan di Museum Batik Gunawan Setiawan, Kampung Batik Kauman Solo, Rabu (14/4).

KPw BI Solo akan memberikan pelatihan kepada para pelaku industri batik agar semakin berdaya saing global. Upaya ini diharapkan dapat memacu kompetensi para pegrajin batik sekaligus mendorong terciptanya inovasi produk.

Pelatihan ini diikuti oleh 24 UMKM anggota Komunitas Seniman Batik Muda mitra binaan KPw BI Solo, dan pengrajin batik binaan KPw BI Provinsi Jawa Tengah, KPw BI DIY, KPw BI Tegal dan KPwBI Purwokerto.

Pelatihan diselenggarakan pada tanggal 14-15 April 2021 berlokasi di workshop ikonik Kampoeng Batik Kauman sehingga memberikan nuansa Jawa yang kental untuk membangkitkan semangat eksplorasi peserta atas salah satu destinasi wisata budaya di Solo.

"Selain itu, pemilihan lokasi ikonik ini untuk lebih membangkitkan engagement anggota komunitas Seniman Muda Batik Indonesia untuk maju bersama melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa yang bernilai ekonomi tinggi." ungkap Nugroho.

Fokus pelatihan pada pewarnaan alam (selain warna sintentis) yang saat ini menjadi tren global untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah warna. Fokus ini juga merupakan bentuk dukungan sustainable development goals.

Sebagai narasumber adalah Bayu Aria, pengusaha Batik dan pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI)Jogjakarta, yang dikenal dengan motif uniknya hoko_ntul.

"Preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat sehingga produk dengan proses produksi ramah lingkungan berpotensi mendapatkan pangsa pasar yang luas." Kata Bayu.

Pengrajin batik didorong terus berinovasi mendapatkan berbagai varian warna alam. Metode pewarnaan alam dengan memanfaatkan daun dan kayu yang cukup melimpah seperti dari pohon mangga, kulit manggis, mangrove, kersen, dan lain-lain.

Gunawan Setiawan salah satu pengusaha batik Solo mengaku sangat mendukung regenerasi dan inovasi para pelaku usaha dan perajin batik.

"Selama pandemi, pengrajin batik sangat terpuruk, karena produk batik untuk baju formal dan pesta. Sedangkan tidak ada acara. Tapi kami optimis dan mulai bangkit lagi, tentunya dengan dukungan pemerintah dan pihak lain seperti Bank Indonesia," ungkap Gunawan.

Nyoto Mulyono, salah satu peserta dari perajin batik Girilayu, Matesih, Karanganyar, mengaku senang bisa ikut dalam pelatihan tersebut.

"Selama ini batik Girilayu masih sangat tradisional dan belum bisa mengikuti perkembangan khususnya dalam hal pemasaran. Dengan pelatihan ini harapannya bisa menggugah pemuda Girilayu nanti ikut menggerakkan potensi batik Girilayu," kata Nyoto. [sth]