Bimbingan Teknis PPG Di Demak: Guru Adalah Pendidik Profesional

Acara Pembukaan Bimbingan Teknis Dan Pendampingan Program PPG Di Hotel Amantis Demak, Rabu (24/07). Nungki S Nurhidayanto/RMOLJawaTengah
Acara Pembukaan Bimbingan Teknis Dan Pendampingan Program PPG Di Hotel Amantis Demak, Rabu (24/07). Nungki S Nurhidayanto/RMOLJawaTengah

Demak - Menyadari akan tantangan berat yang dihadapi oleh guru yang akan mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Demak menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) dan pendampingan program PPG untuk guru SD, PAUD dan pendidikan non-formal selama 4 hari ke depan di Ballroom Hotel Amantis, Demak, Rabu (24/07).

"Tantangan saat ini memang tidak mudah, dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas yang baik dan menjaga profesionalisme tenaga pendidik," ucap Bupati Demak, dr. Eisti'anah, saat memberikan sambutan.

Ia tidak menepis bahwa ada banyak kendala di dunia pendidikan, terutama di era perkembangan teknologi yang pesat seperti saat ini. Di mana jika tidak mengikuti perkembangan zaman, pasti akan tertinggal. 

"Terutama di daerah terpencil, fasilitas yang kurang memadai bisa mempengaruhi kualitas pendidikan," ucapnya.

Sebanyak 40 peserta dari berbagai koordinator wilayah hadir dalam kegiatan ini, yang merupakan bagian dari 423 peserta PPG di Kabupaten Demak. Pihaknya berharap pendampingan selama empat hari ini dapat memberikan kesempatan kepada para guru untuk menyerap ilmu dan berbagi dengan rekan sejawat yang tidak dapat hadir.

"Kami harapkan bapak ibu bisa menyerap ilmu yang diberikan dan menularkannya kepada yang lain. Ini adalah langkah strategis dalam menjawab tantangan pendidikan, terutama bagi yang kualifikasinya masih di bawah standar," ujar Eisti'anah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Demak, Haris Wahyudi Ridwan, menyatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi Bupati Demak untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 

"Guru adalah pendidik yang profesional. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan ilmu, fasilitas, dan memfasilitasi para guru untuk mendapatkan sertifikasi profesional," kata Haris.

Haris juga menyebutkan bahwa sudah ada sekitar 400 guru yang tersebar di berbagai universitas di seluruh Indonesia, termasuk UIN Semarang, yang dipanggil untuk mengikuti pelatihan ini. Pelatihan yang dilaksanakan secara daring ini menuntut ketekunan individu peserta. 

"Sistemnya sudah berubah, peningkatan kompetensi diperlukan semangat yang tinggi dari para peserta. Diharapkan nantinya tenaga ahli dapat memberikan yang terbaik dan terus berkoordinasi dengan baik," pungkas Haris.