Bisnis Racun Kalajengking Jokowi Untuk Alihkan Isu Tenaga Kerja Asing?

Dalam forum Musrenbangnas pada 30 April 2018 lalu, Presiden Joko Widodo mengemukakan gagasan bisnis racun kalajengking kepada kepala daerah jika ingin kaya.


Praktis pidato yang cukup menggelitik itu menjadi buah bibir di publik. Antara sadar atau tidak sadar pernyataan itu justru dilontarkan oleh orang nomor satu di negeri ini.

"Saya bisa ambil kesimpulan bahwa ide-ide mustahil Jokowi yang menyarankan bisnis racun kalangjengking itu menyalahi kaidah dan sebagai bentuk kepanikan untuk mengatasi masalah ekonomi," terang Ketua Front Nelayan Indonesia Rusdianto Samawa kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (2/5).

Aktivis nelayan yang pernah mendekam di hotel prodeo karena mengkritik kebijakan Menteri Kelauatan dan Perikanan Susi Pudjiastuti itu menilai karena ditekan oleh nilai dolar dan ancaman investasi hengkang dari Indonesia, Jokowi menjadi kalut.

"Bisa juga bisnis kalangjengking sebagai peluru opini Presiden Jokowi keluar dari isu fundamental Tenaga Kerja Asing dan masalah ekonomi nasional saat ini," bebernya.

Dia menganggap bisnis kalangjengking tidak mungkin ada. Namun, karena Presiden yang mengucapkan, maka akan ada diviralkan dan dibuat-buat.

"Seharusnya pidato-pidato visi poros maritim yang keluar dari mulut presiden," pungkasnya.

Rusdianto menjadi salah satu pihak yang kecewa terhadap janji manis poros maritim dunia pada 2014. Dimana nelayan menjadi pilar pembangunan ekonomi yang berbasis maritim, kenyataannya hingga kini, nelayan hanya menjadi kaum marjinal yang hidup termiskinkan oleh sistem.

"Sepertinya nelayan harus bisnis racun kalajengking agar keluar dari kemiskinan," selorohnya.