Event budaya bertajuk Borobudur Tridaya Purnama 2024, yang digelar oleh Mahajava Aksata, berlangsung sukses.
- Borobudur Marathon 2024, Peserta Berlari Menikmati Keindahan Alam Dengan Cuaca Bersahabat
- Jalan Memutar
- Pj Bupati Magelang Resmikan Pasar Relokasi Sementara Pedagang TWC Borobudur
Baca Juga
Mahajava Aksata merupakan gabungan pemuda dari 20 desa yang berada di kawasan Borobudur.
Event tahunan yang untuk tahun 2024 ini telah diadakan pada Kamis (23/5) lalu di lapangan Tanjungan, Dusun Tanjungan, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, berupa gelar karya seni rupa.
Gelaran Tridaya Purnama landasi filosofi Jawa yang mengandung tiga unsur, yaitu Cipta, Rasa, Karsa yang mempunyai nilai luhur yang merupakan perlambang kearifan lokal sebagai landasan moral dan akhlak yang luhur.
Kegiatan ini bertujuan ikut membantu memajukan kawasan Borobudur sebagai kawasan budaya maupun destinasi pariwisata.
Tridaya Purnama Festival 2024 yang diselenggarakan oleh Mahajava Aksata secara mandiri ini mengangkat tema Doa dan Berkah Bagi Kebangkitan Budaya Nusantara.
Mahajava Aksata adala ruang kumpul pemuda dari 20 desa kawasan Borobudur, yang pada tahun lalu pada tanggal 22 Desember tahun 2023, mendapatkan penghargaan
Event masuk pencatatan di Museum Rekor Dunia dengan 3 kategori 39 jam Borobudur Menari, 1.500 meter kain batik, dan 1.980 payung chattra.
"Semua kegiatan ini melibatkan 20 desa kawasan Borobudur. Ini menjadi acuan semangat kami generasi penerus untuk bergerak membangkitkan budaya yang menjadi identitas Budaya Borobudur yang bersifat gotong royong dan kemanusiaan," papar Adi Pramuningtiyas sebagai Ketua Panitia Tridaya Purnama Festival 2024 dalam sambutannya diacara tersebut.
"Alangkah indahnya gerakan identitas budaya Borobudur dapat dilakukan secara bersama-sama dari semua kalangan lapisan masyarakat. Bapak Ibu bisa melihat pada malam hari ini payung chattra dan payung lukis yang menjadi dekorasi pada malam hari ini, adalah payung hasil karya Mahajava Aksata yang mendapatkan Penghargaan Pencatatan Rekor Muri Dunia. Ini akan menjadi daya tarik pariwisata untuk kawasan Borobudur sebagai Kawasan Destinasi Wisata Super Prioritas," ujar Adi lagi.
Acara Tridaya Purnama Festival 2024 ini pun menampilkan Gejog Kentong Purnama yaitu tradisi memukul kentong bersahut-sahutan, agar rembulan yang sebelumnya tertutup awan, menjadi terang kembali.
Pemukulan kentong dilakukan oleh orang yang hadir dan menyaksikan langsung acara di tempat. Juga ada tarian Dolanan Bocah. Pada saat terang bulan, anak-anak bermain di bawah sinar bulan purnama.
Siapa pun diajak, tanpa mengenal latar belakang yg berbeda. Simbol suatu kerukunan dan persatuan yg sudah ditanamkan sejak masa anak-anak.
Untuk dewasa ada ritual Doa dan Berkah, yaitu permohonan kepada sang Pencipta agar pemohonnya selalu dilindungi serta memohon berkah dariNya. Serta ada pembacaan puisi, tari Chattra Borobudur, dan tari Ramayana.
Panitia acara juga membuka penjualan merchandise berupa payung lukis yang pernah masuk Rekor Muri Dunia dan Wiwitan Paguyuban Seruput Kopi (minuman seduh tradisional-red) dengan membuka kedai kopi yang menyajikan aneka ragam kopi yang berasal dari daerah sekitarnya.
- Borobudur Marathon 2024, Peserta Berlari Menikmati Keindahan Alam Dengan Cuaca Bersahabat
- Jalan Memutar
- Pj Bupati Magelang Resmikan Pasar Relokasi Sementara Pedagang TWC Borobudur