Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang akan kembali menggelar tradisi Sesaji Rewanda pada Sabtu (12/4) mendatang. Menurut rencana, tradisi Sesaji Rewanda akan dimulai pada pukul 07.00 sampai pukul 10.00 WIB di Obyek Wisata Goa Kreo, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati.
- Pemkot Semarang Perbaiki Truk Sampah Butut
- Hendrar Prihadi : Kita Hormati Proses Hukum
- Peningkatan Produksi Pangan Jadi Prioritas Pemkot Semarang
Baca Juga
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Wing Wiyarso menjelaskan, acara kirab akan dibuka langsung Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.
"Rencananya Ibu Wali Kota yang akan membuka kirab Sesaji Rewanda dan mengikuti rangkaian acara di Goa Kreo," jelas Wing, Kamis (10/4).
KaDisbudpar Kota Semarang itu menjelaskan, rangkaian acara terdiri sejumlah prosesi, setelah sampai lokasi sesaji tamu hadir akan dihibur oleh penampilan Tari Bambu Krincing dan pementasan sejarah mengenai Goa Kreo. Kemudian, ada penampilan hiburan sekaligus di dalam rangkaian acara Tari Wanara Parisuka. Barulah diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh Wali Kota Semarang serta ngalap berkah.
Untuk memeriahkan acara kebudayaan ini, Disbudpar Kota Semarang atas nama Pemerintah Kota Semarang mengajak masyarakat bila ingin meramaikan dipersilahkan datang untuk ikut tradisi ini di Obyek Wisata Goa Kreo.
Acara tradisi yang digelar ini, kata KaDisbudpar Kota Semarang, bertujuan mempromosikan kebudayaan kepada masyarakat serta juga menawarkan acara yang diadakan disaat suasana liburan bertepatan Hari Raya Idul Fitri, yang baru usai. Dengan harapan, mampu menarik minat kunjungan pariwisata Kota Semarang baik dari wisatawan lokal, luar daerah, maupun internasional.
"Silahkan hadir dan datang ikut seluruh rangkaian acara. Waktunya juga masih dalam suasana libur Lebaran, sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat bisa kunjungan berwisata sekaligus mengenal tradisi kebudayaan untuk ikut melestarikan," ajak Wing.
Dahulu kala, Sesaji Rewanda dimulai pada abad ke-15, saat Sunan Kalijaga, salah satu tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, saat itu Wali Songo akan membangun sebuah masjid yang sekarang terkenal sebagai Masjid Agung Demak.
Sesaji Rewanda juga memiliki berbagai makna dan tujuan yang sangatlah mendalam. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Sesaji Rewanda berarti “memberi hadiah kepada monyet”.
Maknanya mencerminkan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Menurut Wing menjelaskan, keseimbangan alam semesta dan kehidupan manusia harus saling dijaga berdampingan serta berkesinambungan.
"Manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini memiliki tanggung jawab yang besar untuk merawat alam dan semua makhluk yang hidup di dalamnya. Dengan memberikan ‘hadiah’ kepada para monyet yang tinggal di Goa Kreo, masyarakat tidak hanya merayakan kemenangan setelah Ramadhan tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang keharmonisan dengan alam," jelas KaDisbudpar lanjutkan imbuh penjelasan.
Biasanya, perayaan ini berlangsung pada tanggal 3 bulan Syawal, dengan puncak prosesi kirab pada tanggal 7 bulan Syawal. Acara dimulai dengan rombongan kirab melakukan arak-arakan dari Desa Kandri ke Goa Kreo, tempat tinggal monyet-monyet yang dihormati dalam perayaan ini.
Sebelum sampai Goa Kreo, empat orang dengan menggunakan kostum monyet akan melakukan tarian yang menghibur dan memberikan semangat kepada peserta.
Di belakang mereka, terdapat replika kayu jati yang melambangkan peran penting monyet dalam membantu Sunan Kalijaga dalam memindahkan kayu jati. Ketika rombongan tiba di Goa Kreo, prosesi kirab dimulai dengan doa-doa yang dipimpin oleh tokoh-tokoh adat, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
Setelah prosesi doa selesai, acara dilanjutkan dengan anak-anak dari komunitas setempat mengenakan kostum monyet dan berpartisipasi dalam perayaan dengan tarian yang menggambarkan peran monyet dalam membantu Sunan Kalijaga.
Setelah prosesi selesai, gunungan-gunungan berisi berbagai hidangan tradisional, termasuk “Sego Kethek” atau nasi monyet, dibagikan kepada para monyet sebagai simbol rasa terima kasih. Sego Kethek berisi nasi yang dibungkus dengan daun jati dan diisi dengan sayuran, tahu, dan tempe.
Dalam prosesi Sesaji Rewanda tersebut juga terdapat gunungan. Gunungan tersebut bisa mencapai tinggi sekitar 2,5 meter, menciptakan pemandangan yang mengesankan. Selama pembagian gunungan, semua yang hadir, termasuk para monyet, bergabung dalam perayaan ini, menciptakan atmosfer persatuan yang menguatkan makna perayaan Sesaji Rewanda.
- Agustina Wilujeng Siap Putus Tradisi Pemkot Semarang
- Pemkot Semarang Perbaiki Truk Sampah Butut
- Hendrar Prihadi : Kita Hormati Proses Hukum