Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan candi tertua di Jawa Tengah yang berlokasi di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang. Umur candi itu jauh lebih tua dibanding Candi Borobudur maupun Candi Dieng.
- Perlu Keteladanan Para Tokoh Untuk Meredam Laju Pertambahan Kasus Covid-19 Di Luar Jawa-Bali
- Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa: Angkatan Siber Harus Didesain Secermat Mungkin
- Baikhati Gandeng Dewi Perssik Salurkan Paket Sembako ke Kampung Pemulung
Baca Juga
"Berdasarkan hasil pengecekkan karbon yang dilakukan di Prancis. Candi itu diperkirakan berasal dari sekitar tahun 630 Masehi atau ketujuh," kata Ketua Tim Arkeologi BRIN, Agusti Janto Indrajaya di kantor Bupati Batang, Jumat (28/10).
Ia membeberkan candi itu pertama kali ditemukan pada 2019. Struktur utama dari batu bata dan ukuran candi diperkirakan 16 meter x 16 meter. Struktur candi ditemukan di kedalaman tanah kurang dari satu meter.
Saat itu timnya sedang meneliti di kawasan sekitar situs Balekambang yang sudah ditemukan sebelumnya. Situs Balekambang berasal dari Abad 9. Ternyata tidak jauh dari situs itu ada struktur candi lebih tua yang ditemukan.
Awalnya temuan struktur hanya sebagian, namun pembukaan lahan untuk kawasan Industri Terpadu Batang (KIT) menyingkap temuan yang lebih luas. Struktur bangunan yang lebih luas ditemukan dan saat ini lokasi sudah ditutup.
Agus memperkirakan candi itu berasal dari zaman sebelum Mataram Kuno. Berdasarkan catatan sejarah, sudah ada kerajaan sebelum mataram kuno.
"Mereka sudah berinteraksi dengan Cina. Ada catatan dari Cina yang menyebut adanya kerajaan Honling (di catata Cina), atau Kerajaan Kalingga," tuturnya.
Saat ini pihaknya belum tahu jenis candi tersebut, apakah Candi Budha atau Hindu. Tapi struktur Candi itu mirip Candi Batujaya di Kawarang yang merupakan Candi Budha.
Terkait dengan temuan itu, Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki menyatakan akan berkoordinasi dengan pihak terkait terkait temuan itu. Apalagi lokasi penemuan berada di KiT Batang.
Sepengetahuannya, lokasi Candi masuk dalam klaster satu KIT Batang. Hal itulah yang membuat pihaknya harus berkoordinasi dengan KIT Batang hingga DPRD.
- Publik Harus Memahami Potensi Risiko yang Muncul Saat Mobilitas Masyarakat Meningkat
- Mengenang Perjuangan Munir, JMSI Maluku Gelar Bedah Buku Mencintai Munir
- Ada Ketidakpastian di Jajaran Kemenkumham Jateng, Insan Pers Terapkan Aturan Main Konfirmasi