Bupati Blora: Pengurus APTRI Jangan Putus Asa Perjuangkan Nasib Petani

Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesi (APTRI) Kabupaten Blora  Bersama Sebagian Pengurus KPTR Manteb Dan KPTR Mustika Manis Mengadakan Silaturahmi Kepada Bupati Blora Arief Rohman Di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Minggu (22/09).
Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesi (APTRI) Kabupaten Blora Bersama Sebagian Pengurus KPTR Manteb Dan KPTR Mustika Manis Mengadakan Silaturahmi Kepada Bupati Blora Arief Rohman Di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Minggu (22/09).

Blora - Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesi (APTRI) Kabupaten Blora  bersama sebagian pengurus KPTR Manteb dan KPTR Mustika Manis mengadakan silaturahmi dan sekaligus lakukan curahan hati (curhat) kepada Bupati Blora Arief Rohman di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Minggu (22/09).

Selain memberikan respon positif, bupati juga memberi spirit agar para pengurus APTRI tidak nglokro apalagi patah semangat dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan petani tebu. 

Bupati juga menggunakan kesempatan itu untuk berpesan agar para pengurus APTRI bisa menjaga situasi yang kondusif, aman dan damai dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 yang akan digelar pada 27 November 2024.

Ketua APTRI Blora, Sunoto, memberikan agenda silaturahmi dilandasi sebagai bentuk rasa syukur karena baru masa giling tebu 2024 ini harga pembelian tebu yang dilakukan oleh pihak managemen Direksi PT Gendis Multi Manis (PT GMM) harganya fantastis naik melampaui dari masa giling tebu tahun sebelumnya.

Dihadapan Bupati Blora Arief Rohman, Ketua APTRI Blora Sunoto juga menginformasikan bahwa pada awal bulan September 2024 Pabrik Gula GMM Bulog sudah tutup giling walau pun realita di lapangan masih terdapat tebu yang belum tertebang.

Menghadapi hal tersebut, pihak APTRI juga meminta arahan kepada Bupati sebagai pejabat tertinggi di Blora sebelum pihaknya melakukan audiensi kepada Direksi PT GMM Bulog yang telah melakukan evaluasi giling 2024. 

Sementara Anton Sudibdyo Sekretaris APTRI memberikan konteks mengapa hal tutup giling perlu diperhatikan. Mengingat masih banyaknya tebu di lahan yang belum ditebang ketika pabrik gula GMM Bulog sudah tutup giling maka hal ini menimbulkan masalah baru. Para pemilik kebun tebu harus melakukan giling ke luar dari Kabupaten Blora antara lain ke pabrik gula Kabupaten Pati mau pun ke pabrik gula kabupaten Lamongan Jawa Timur. 

“Namun, harus menjadi catatan sejarah ternyata kenaikan nilai jual tebu petani di pabrik gula PT GMM Bulog sebagai pemicu dan pendorong bagi naiknya nilai jual tebu di pabrik gula di Jawa Tengah dan di Jawa Timur,” tegasnya. 

Menambahkan aspirasi para pengurus, Agus Joko Susilo, Sekretaris Dua APTRI menyampaikan agar pihak Direksi PT GMM Bulog dapat memberi peran yang maksimal kepada Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) yang ada di Kabupaten Blora.