Bupati Purbalingga Bermain dan Nyanyi dengan Anak Tuna Netra

Peringati Hari Anak Nasional

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi bermain dan menyanyi bersama dengan anak tuna netra dalam peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2022 Kabupaten Purbalingga di halaman NSC, Minggu, (24/7).


”Tak ada manusia Yang terlahir sempurna Jangan kau sesali S'gala yang telah terjadi. Kita pasti pernah Dapatkan cobaan yang berat Seakan hidup ini Tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada Hidup adalah anug'rah Tetap jalani hidup ini Melakukan yang terbaik”

Lagu karya D’Masiv dengan judul Jangan Menyerah dilantunkan dengan merdu oleh dua anak tuna netra yang membuat Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi naik ke panggung ikut memberikan dukungan dan bernyanyi bersama. 

Dua siswi kelas 4A Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri (SDLBN) Purbalingga tersebut adalah Muflihatun Ngafiah, dan Clarisa Nike Ardila. Keduanya bocah tuna netra yang memiliki hobi menyanyi memang didaulat panitia untuk memamerkan kebolehan.

Bahkan kedatangan bupati beserta rombongan ke lokasi acara juga disambut oleh angklung yang dimainkan anak-anak tuna rungu dan tuna grahita siswa-siswi SDLBN.

Bupati Tiwi mengaku gembira karena kegiatan HAN kali ini justru berbeda karena menampilkan kebolehan anak-anak dalam menyanyi, menari juga diperkenalkan dengan permainan-permainan tempo dulu. Terlebih selama pandemi Covid-19 melanda, anak-anak jarang bermain bersama dalam sebuah kelompok.

"Sudah hampir 2,5 tahun kegiatan Hari Anak Nasional di-off-kan karena pandemi Covid-19. Saat ini pandemic telah melandai dan kita bisa bermain bersama teman-teman karena situasinya sudah memungkinkan," katanya.

Permainan tradisional yang ditampilkan meliputi egrang bambu, egrang batok, sondamanda, sumpringan, bakyak, holahup, ulartangga dan congklak. Peralatan permainan tradisional ini disediakan oleh Kampung Bermain Gajiro kelurahan Bancar.

Dikatakan, kegiatan peringatan HAN kali ini bertujuan untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak generasi penerus bangsa atau generasi milenial. Mereka perlu dikenalkan dengan permainan tradisional karena perkembangan jaman dan teknologi anak-anak sekarang sudah tidak bermain dan berkegiatan permainan tradisional.

"Hari ini kita semua, anak-anak hebat Purbalingga, tolong ya games online, handphone dititipkan dulu ke bapak ibunya, karena kita hari ini, akan bermain permainan tradisional. Karena permainan tradisioanl gak kalah seru kok dengan games online," tutur Tiwi.

Sementara ketua Forum Lintas Perempuan (FLP) Sri Wahyuni AKS M.Si., mengatakan permainan tradisional ini menjadikan anak dapat lebih bersosialisasi. Dengan permainan tradisional akan tumbuh percaya diri, inovatif, kreatif seiring dengan era sekarang. Sehingga panitia menyelenggarakan peringatan HAN dengan tema 'Bermain ala tradisional dan berpikir ala milenial'.