Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentu tidak mau mengambil resiko kerusakan hubungan dengan Partai Golkar. Atas dasar itu, Jokowi lebih nyaman jika Airlangga Hartarto yang memimpin Golkar karena terbukti loyal mendukung pemerintah selama ini.
- Terancam Batal Dilantik: Caleg PDI Perjuangan Ini Kembali Layangkan Somasi Ke KPU Karanganyar
- Sejumlah Parpol Di Wonogiri Mulai Buka Pendaftaran Cabup-Cawabup, Gerindra Usung Siti Hardiyanti
- Gus Imin Sampaikan Janji AMIN untuk Warga Bandung di Nagreg, Ini Programnya
Baca Juga
Setidaknya demikian pandangan yang disampaikan pengamat sosial politik Universitas Muhammadiyah Malang, Ahmad Habib, seperti dilansir Kantor Berita RMOL, Minggu (18/8).
"Jika Jokowi berjarak dengan Airlangga, maka akan menerima kerugian," jelas Habib.
Di tengah pertarungan perebutan kursi ketua umum Partai Golkar, para kandidat saling berebut klaim didukung Jokowi. Sebagian kalangan menyebut Jokowi dukung Airlangga. Sisi lain, kubu Bambang Soesatyo juga mengklaim mendapat dukungan Jokowi.
Presiden Jokowi sendiri tidak pernah secara eksplisit menunjukkan dukungan kepada salah satu kandidat Ketum Golkar. Dia bahkan menyatakan, tidak bakal ikut campur urusan pemilihan Ketum itu.
Namun demikian, tak bisa dipungkiri, bahwa sosok pimpinan Golkar mendatang akan turut mempengaruhi stabilitas pemerintah Jokowi pada periode kedua nanti.
Habib mengatakan, Golkar merupakan partai penting yang diharapkan Jokowi, selain PDIP untuk menopang dukungan dalam menjalankan pemerintahan ke depan.
"Jokowi butuh dukungan dari parpol lain selain partai asalnya, PDIP," tutup Habib. [fak]
- Dukung Kalangan Muda Untuk Tunjukkan Bakat Dan Kreatifitasnya
- Ganjar Janjikan Internet Gratis untuk Seluruh Pelajar
- Mantan Wakil Rektor UBK Minta Presiden Prabowo Rehabilitasi Nama Baik Rachmawati