Cetuskan Rumah Qur'an, Titik Anggraini, Sosok Inspiratif Pengentas Buta Huruf Al Qur'an Di Salatiga

Satu lagi, sosok Kartini masa kini asal Salatiga mampu menjadi inspiratif di bulan nan suci Ramadan bagi semua orang yang ingin mengenal lebih jauh tentang Al Qur'an.


Satu lagi, sosok Kartini masa kini asal Salatiga mampu menjadi inspiratif di bulan nan suci Ramadan bagi semua orang yang ingin mengenal lebih jauh tentang Al Qur'an.

Titik Anggraini (47). Ibu muda kaya pengalaman organisasi ini adalah pencetus pertama terbentuknya Rumah Qur'an (RQ) di Salatiga.

Bertekad tak hanya ingin memberi manfaat bagi keluarga, Titik pun bercita-cita bisa berbuat bagi lingkungan dan masyarakat bersama suaminya, Hery Trisdjanto (48).

"Katakan apa yang sudah kamu perbuatan, dan jangan katakan apa yang belum kamu perbuatan. Dengan RQ saya ingin berbuat dan bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan," tutur Titik Anggraini.

Sampai akhirnya, ibu empat orang anak ini dikenal sebagai salah satu sosok perempuan pengentas buta huruf Al-Qur'an di Salatiga.

Lantas bagaimana ihwal Titik Anggraini dan suami, mampu mendirikan RQ hingga akhirnya memiliki tiga cabang sekaligus dengan puluhan siswa serta lima orang ustadz ustazah sebagai pengajar didalamnya.

Kepada wartawan, dengan lugas sarta dikenal pribadi cerdas, supel dan berwawasan luas Titik tak sungkan berbagi pengalamannya.

"Awal mula berdirinya RQ, karena saya dan suami ingin berdakwah di jalan Allah SWT. Dengan cara apa, 'ya' berdakwah dengan Al-Qur'an," kata Titik kepada RMOLJateng, Jumat (23/4).

Berdakwah dengan Al Qur'an diyakini Titik dengan menerapkan 5M.

"5M itu diawali dengan mengakrabkan Al Qur'an. Baru setelahnya, membaca, memahami, dilanjutkan menghafalkan hingga akhirnya bisa mengamalkan dengan menyiarkannya," ungkap ibu dari Muhammad Hafizdhuddin Royyan, Mahasiswa UGM Fakultas Teknologi Pangan, Haura Hafidzatur Rodliya Mahasiwi FISIPOL Univeritas Brawijaya- Malang, Muhammad Wildan Mukholladun Pelajar Kelas XII SMAIT Nur Hidayah-Solo serta Hania Firdauzi Rodliya, Pelajar Kelas 8 SMP Taffidul Qur'an Abi Ummi-Boyolali.

Cita-cita Titik ingin mengentaskan buta huruf Al-Qur'an ia awali tahun 2020 dengan membuka RQ di kediaman pribadinya di kawasan di kawasan Gendongan, Perumda Karang Alit, Perum Kota Baru, Salatiga.

Diawali keinginan sejumlah ibu-ibu muslim di sekitar pemukiman rumahnya bisa membaca Al Qur'an, sambil tadarusan jadilah Titik dengan sabar menjadi 'guru' dadakan kala itu.

Bermula dari ruangan kecil di rumahnya, Titik yang sudah biasa berhadapan dengan audiens serta kerap menjadi motivator berbagai bidang tersebut akhirnya mencoba bercerita ke seorang sahabat.

Sampai akhirnya, sang sahabat memuluskan niatnya mengembangkan cita-cita dalam mensiarkan Al Qur'an di Salatiga, khususnya.

Gayung bersambut, seorang sahabat kala itu memberikannya tempat agar ia berkesempatan bisa membuka RQ secara gratis tanpa harus mengeluarkan ongkos mengontrak.

"Awalnya rumah pribadi itu ibu-ibu sekitar tempat tinggal saya saja hang ingin mengaji. Sampai akhirnya, seorang temen mengizinkan rumahnya kita pakai sebagai tempat belajar mengaji bagi pelajar mulai dari SD, SMP, SMA hingga mahasiswa," kata Titik.

Hingga akhirnya, ia berhasil mendirikan RQ dengan tiga cabang dibawa naungan Person Incharge (PIC).

Lagi-lagi bersama suami tercinta, langkah Titik mengembangkan RQ melalui PIC dengan tujuan mulia yakni pengentasan buta huruf Al-Qur'an dipermudah Allah SWT.

Dari dari ketiga RQ yang ia kelola, masing-masing RQ 1 di kawasan Gendongan, Tingkir Salatiga dikhususkan untuk anak-anak SD SMP, sedangkan RQ 2 di Perum Kota Baru, Salatiga diperuntukkan bagi mahasiswa dan RQ 3 di Perumda Karang Alit, Salatiga untuk mahasiswi ada bantuan-bantuan pihak luar yang meringankan langkah suami istri ini dalam siar Al Qur'an.

"Khusus yang RQ 1 di kawasan Gendongan, Tingkir Salatiga kita khususkan untuk anak-anak SD SMP itu, disuport Rumah Zakat Salatiga dalam hal gaji ustadz hingga makanan," paparnya.

Ada juga di RQ 2 dan 3 misalnya, dilakukan program subsidi silang. Dimana, bagi siswa yang menetap/mukim di RQ dan tergolong dari keluarga mampu diminta bergotong royong mencukupi kebutuhan serta membayar seperti listrik, air, tenaga kebersihan, tenaga keamanan hingga gaji ustadz/ustazah.

"Bagi yang tidak mampu kita gratiskan, hanya saja kebutuhan makan mereka mengupayakan sendiri. Dengan program subsidi silang ini sekaligus menanamkan ke anak-anak untuk berempati, berbagi dan welas asih," terang Titik, yang enggan disematkan 'titel' ustadzah.

Hingga berjalan dua tahun sampai saat ini, RQ dibawa naungan PIC telah menampung puluhan pelajar hingga mahasiswa yang ingin belajar Al Qur'an di Salatiga. Bahkan, Titik dan suami yang dibantu lima orang ustadz/ ustazah itu juga menerima dan melayani setor hafalan Al Qur'an di RQ.

Dan selama Ramadan ini juga, Titik Anggraini membuka kelas on-line dengan kajian Al-Qur'an. Kajian online yang ia adakan terpusat di PIC Rumah Qur'an di kawasan Gendongan, Perumda Karang Alit, Perum Kota Baru, Salatiga disambut antusias.

"Program kami di bulan Ramadhan ini, Meraih Keberkahan Ramadan bersama Al Qur'an," ujarnya.

"Dengan berdakwah 5M, inilah cara saya berkomunikasi dengan lingkungan khususnya bagi umat Islam. Sedangkan bagi non muslim, saya membuka senam agar hidup sehat terutama ditengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir saat ini," imbuh Titik, mengakhiri pembicaraan dengan senyum khasnya.