Di Dunia Tourism, yang Dijual Tidak Hanya Kemewahan Juga Keunikan

Di dalam dunia tourism, kadang yang dijual tidak hanya kemewahan namun keunikan yang dimilikinya.


"Sehingga, pengelolaan homestay di Kota Salatiga harus dilakukan secara bertahap," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi saat membuka kegiatan Pelatihan Pengelolaan Usaha Homestay di Kota Salatiga, di Hotel Le Beringin Kota Salatiga, Selasa (4/10). 

Menurutnya, dalam konteks pengelolaan homestay yang ada di wilayah Kota Salatiga ini harus ada segmentasi dan dilakukan secara bertahap.

Ada beberapa syarat utama yang harus terpenuhi. Karena aspek ini nantinya akan memberikan dampak positif bagi perkembangan dan pengelolaan homestay.

"Tentukan segment apa yang akan diambil, jangan 'keplengkang' (ujug-ujug). Harus dilakukan secara bertahap. Step by step dan runut terhadap penataannya. Andalah yang menentukan, tetapi dalam dunia tourism yang dijual itu bukan kemewahannya saja tapi uniknya," jelas Sinoeng.

Dalam pengelolaan homestay, lanjut dia, harus bersih dalam segmentasi apapun. Baik kecil, menengah maupun besar, kalau tidak bersih maka akan tercoret dari pengunjung yang mau menginap. 

Kemudian keramahtamahan (hospitality) harus dilakukan dengan baik untuk para pengunjung yang datang. 

"Bersih itu dalam arti sehat, sirkulasi lancar, memenuhi persyaratan kesehatan, kebersihan lingkungannya dan sanitasinya," tambahnya.

Ada kalanya justru mengelola homestay itu memerlukan strategi yang jitu, semisal mencari ciri khas agar berbeda dengan homestay lainnya. Sehingga akan menarik pengunjung untuk menginap.

“Sebuah homestay, bisa dianggap sebagai sebuah penginapan layaknya kita dirumah, dengan latar belakang zaman dulu atau di setting kondisinya agar memunculkan kenangan pada masa lalu. Itu akan lebih menarik dan membuat beda,” ujarnya.

Sinoeng juga mengingatkan kepada pengelola homestay apabila ingin mengembangkan homestay agar bisa naik kelas harus bisa membuat promosi dengan baik agar orang yang datang paham dan mengerti mengenai homestaynya maupun kota Salatiga.

"Promosinya harus unik, aksesibilitas dengan destinasi dan pusat merchandise dan oleh-oleh. Buatkan flyer sebagai media promosi. Sebagai informasi kepada  pengunjung homestay,” tandas Sinoeng.

Sekretaris Disbudpar Kota Salatiga, Petrus Mas Sentot mengatakan bahwa pelatihan usaha homestay yang diikuti 40 peserta ini merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, kemampuan para pengelola homestay atau pondok wisata dalam melakukan inovasi dan meningkatkan menagement pengelolaan homestay agar lebih berkualitas dan bernilai jual di industri pariwisata.