Di Musim Akhir Panen, Harga Tembakau Di Rembang Terjun Bebas

Sejumlah Petani Tembakau Di Rembang Terpaksa Menjual Hasilnya Kepada Pedagang Di Luar Perusahaan Mitra Atau PT Sadana. Yon Daryono/RMOLJateng
Sejumlah Petani Tembakau Di Rembang Terpaksa Menjual Hasilnya Kepada Pedagang Di Luar Perusahaan Mitra Atau PT Sadana. Yon Daryono/RMOLJateng

Rembang - Pada akhir musim panen, harga tembakau di Rembang turun drastis alias terjun bebas. Namun, para petani masih bersyukur, panen tembakau di akhir musim masih ada yang membeli. Dari pada tidak terjual, akan mubazir dan petani memgalami kerugian.

Sejumlah petani menginformasikan RMOLJateng, Rabu (20/11) dan mengungkapkan, tembakau hasil panen terakhir ini tidak diterima oleh perusahaan mitra atau PT Sadana di Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang, karena sudah tutup gudang. Maka tembakau hasil panen mereka terpaksa dijual kepada pembeli atau pedagang lain, di luar PT Sadana.

"Lumayan, dari pada tidak laku. Meski agak murah nggak apa-apa," tutur Kundhori dan Danuri, dua petani asal Sumber.

Mereka mengutarakan harga tembakau kualitas sedang yang dulu harganya Rp43.000 per kilo, saat ini hanya laku Rp15.000 per kilo. Dan tembakau kualitas baik dari Rp50.000 per kilo, sekarang hanya laku Rp25.000 per kilo.

Dari pantauan media ini Rabu siang, sejumlah pedagang tembakau terlihat sedang melakukan transaksi dengan para petani di jalan raya Rembang-Blora di luar gudang PT Sadana.

Setelah mencapai kesepakatan harga mereka kemudian menimbang tembakau yang sudah dalam bentuk di pak atau bal. Satu bal beratnya antara 40-50 kg. Saat ditanya media ini, mereka mengaku datang dari Blora, Jakenan Pati dan Rembang sendiri.

Sejumlah pedagang tembakau saat ditanya RMOLJateng tidak mau berbicara banyak. Mereka mengaku mremo, cari untung sedikit-sedikit.

"Mremo, mas. Kasihan juga para petani tembakau. Sudah datang jauh-jauh tembakaunya tidak diterima PT Sadana, karena memang sudah tutup," ujar bakul yang keberatan disebut namanya.