Dolar Naik, Saatnya Tingkatkan Ekspor Pertanian

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Roem Kono mendorong pemerintah memanfaatkan naiknya nilai tukar dolar Amerika Serikat dengan menggenjot ekspor pertanian.


Dengan begitu, Indonesia bisa menambah pundi devisa negara plus meningkatkan kesejahteraan petani.

Roem Kono yakin, ekspor pertanian bisa terus ditingkatkan. Sebab, dengan kerja keras dan terobosan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, produksi pertanian Indonesia terus meningkat. Buktinya, Kementan kembali melakukan ekspor produk hortikultura ke berbagai negara di Asia dan Timur Tengah.

"Usaha-usaha dari Kementerian Pertanian terus menggenjot ekspor hortikultura ini suatu prestasi yang sangat penting di tengah kenaikan dolar AS. Dengan adanya ekspor seperti buncis dan tomat ini menjadi sangat berarti. Sebab, devisa kita bisa bertambah," jelas politisi senior Partai Golkar itu di Jakarta, Kamis (20/9).

Menurut Roem Kono, selama ini, harga produk hortikultura seperti cabai, bawang merah, tomat, dan berbagai jenis sayuran sering anjlok. Saat produksi melimpah, harganya langsung turun. Alhasil, petani menderita rugi besar. Ekspor bisa menjadi jalan keluar untuk mencari pasar baru produk hortikultura. Jadi, tidak melulu dijual di dalam negeri.

Karenanya, Roem Kono memberikan penghargaan tinggi atas jerih payah Kementan mengatasi over produksi di dalam negeri. Dengan ekspor itu, produk hortikultura tidak anjlok lagi. Petani menjadi sejahtera, negara juga untung.

"Saya sangat salut atas ekspor ini. Ini perlu didorong terus menerus. Apalagi, kita punya potensi luar biasa di komoditas hortikultura. Saya minta kegiatan ekspor ini terus diperluas hingga wilayah luar Jawa. Sebab, daerah-daerah itu banyak menghasilkan produk hortikultura. Cuma terganjal masalah akses, infrastruktur sehingga tidak bisa dipasarkan ke luar negeri," paparnya.