D’Pari, Destinasi Kuliner Baru di Purbalingga

Owner D’Pari Resto, Dhoni Kurniawan memotong tumpeng disela-sela grand opening café itu, Rabu (3/1). Foto : Istimewa
Owner D’Pari Resto, Dhoni Kurniawan memotong tumpeng disela-sela grand opening café itu, Rabu (3/1). Foto : Istimewa

Grand Opening café tersebut dihadiri  Bupati Purbalingga yang diwakili Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Prayitno, Rabu (3/1).

Owner D’Pari, Dhoni Kurniawan mengungkapkan, pihaknya membangun konsep café yang unik dan menarik dalam satu kompleks perumahan hunian ekslusif tidak jauh dari kota Purbalingga.

“Keinginan saya membangun sebuah Kawasan perumahan seperti di BSD (Bumi Serpong Damai-red), yang didalamnya ada café dan sarana lainnya. Jadi lahan yang mestinya untuk 25 uni perumahan, akhirnya kami bangun untuk mendirikan sebuah café,” kata Dhoni, yang juga merupakan pengembang terbesar di Purbalingga.

Terkait Café D’Pari, Dhoni mengaku akan menyediakan menu masakan nusantara. Pengunjung nantinya selain bias menikmati masakan istimewa juga, bisa menikmati tempat yang instagramable dan juga suasana desa yang asri.

“Tempatnya kalau sore atau malam hari, nyaman sekali. Pepohonan di sekitar kompleks perumahan terlihat rimbun dan terasa nyaman,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinporapar Purbalingga, Prayitno, menyampaikan apresiasi atas dibukanya destinasi kuliner baru di Purbalingga. Menurutnya, kehadiran D’Pari akan menambah pilihan wisatawan atau penggemar kuliner yang dating Purbalingga.  

“Dari sisi kunjungan wisata, Purbalingga menempati posisi keenam di Jawa Tengah, Dalam tahun 2023 kemarin, wisatawan tercatat lebih dari 2,2 juta. Khusus selama libur Nataru (Natal dan Tahun Baru), ada 168.464 wisatawan. Tentunya kehadiran wisatawan juga butuh tempat untuk makan, jadi kehadiran café ini, sangat mendukung pengembangan wisata di Purbalingga,” kata Prayitno.

Di bagian lain, Prayitno mengungkapkan, saat ini usaha jasa pariwisata yang telah ber-NIB (Nomor Induk Berusaha) sebanyak 1.594. Dari jumlah ini, Usaha jasa pariwisata  café, restoran, makan minum ada 1.060 usaha.

“Kami terus mendorong usaha jasa pariwisata untuk mengajukan NIB, karena keberadaan usaha jasa itu akan mendukung pemerintah dalam hal mengurangi pengangguran, dan tentunya menambah pajak restoran,” pungkas Prayitno.