DPRD Salatiga mendesak agar besaran insentif yang diterima sejumlah tenaga medis (Nakes) dalam penanganan Covid-19 di Kota Salatiga dilakukan pengisian ulang (top up).
- 35 Ribu Keluarga di Demak Belum Terima Bansos
- Hari Pertama Operasi Patuh, Polres Purbalingga Gelar Kegiatan Simpatik
- Relawan Bersama Polres Sukoharjo Bantu Lansia Sebatang Kara ke Kota Padang
Baca Juga
Keprihatinan ini menyusul data dan informasi diterima wakil rakyat bahwa insentif Nakes tidak sesuai dengan besaran nominal yang dijanjikan pemerintah pusat.
"Karena insentif mereka tidak sesuai dengan besaran nominal yang dijanjikan pemerintah pusat, kami minta Pemkot Salatiga untuk melakukan pengisian ulang (top up) atas besaran insentif tenaga medis yang menangani kasus Covid-19," kata Dance kepada awak media, Sabtu (20/6).
Sebelumnya Dance mengetahui langsung dari keluhan para Nakes di Salatiga yang bertugas jika insentif yang diterima sangat kecil.
Besarannya berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp5 juta sehingga jauh di bawah yang dijanjikan pemerintah pusat sebesar Rp10 juta. Bahkan, dalam kenyataannya beberapa orang tenaga medis itu hanya menerima sekitar Rp200.000 per orang per bulan.
"Untuk itu, kami mengusulkan agar Pemkot Salatiga mengalokasikan anggaran untuk membayar kekurangan insentif yang diberikan pemerintah pusat kepada para tenaga medis," ungkapnya.
Namun demikian, penyesuaian tersebut memang ditegaskan Dance menyesuaikan anggaran yang ada.
"Bisa dianggarkan melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT)," tandasnya.
- Satlantas Polres Batang Lakukan Tactical Floor Game
- Sidak Proyek GOR, Taman Budaya dan Gedung Parkir, Bupati Sukoharjo Geram Jumlah Pekerja Minim
- KPU Lantik PPS Kota Pekalongan, Hampir Separuh Perempuan