Memasangkan Presiden Joko Widodo dengan mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo di Pilpres 2019 merupakan hal yang sangat baik. Pasalnya, duet ini menggabungkan antara sipil terbaik dengan militer terbaik.
- Debat Terbuka, Ajang Adu Gagasan Dua Paslon Karanganyar
- Desa Curug, Sukses Laksanakan Pilkada Serentak dengan Tertib
- PKB Kudus Titipkan SK Parpol ke Pengadilan Negeri Kudus, Ternyata Ini Tujuannya
Baca Juga
Begitu kata Direktur Eksekutif Human Studies Institute, Rasminto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (9/4).
"Ini jadi keterpaduan yang baik sesuai dengan civil military coorporation (Civic)," ujarnya.
Menurut Rasminto, keduanya akan saling melengkapi sesuai dengan latar belakang yang dimiliki. Jokowi sebagai seorang teknokrat memiliki kemampuan baik dalam manajemen.
"Sedangkan Pak Gatot melengkapi dengan latar belakang militer yang sangat cocok dalam mengantisipasi ancaman," bebernya.
Dia yakin pembangunan infrastruktur yang digalakkan oleh Jokowi juga akan berjalan baik jika duet ini terwujud. Sebab, masalah keamanan yang selama ini mengganggu pembangunan infrastruktur dapat teratasi dengan baik.
"Ini simbiosis mutualisme yang baik. Percuma kalau pembangunan infrastruktur berjalan, sementara ancaman tak dapat diatasi akan timpang," pungkas Rasminto.
- Mencoblos Pilkada Serentak 2024 Di TPS, Iswar Aminuddin Tak Permasalahkan Siapa Pun Yang Menang Atau Kalah
- Ketua DPD PSI Kota Semarang Siap Tarung Berebut Kursi Wakil Wali Kota
- Waspadai Potensi Pergerakan Massa Saat Kampanye Terbuka