Durian Rembang Dari 21 Desa Siap Ikut Lomba

Suasana Saat Lomba Durian Rembang Tahun 2024. Dokumentasi
Suasana Saat Lomba Durian Rembang Tahun 2024. Dokumentasi

Rembang – Sedikitnya 21 desa di Kabupaten Rembang siap mengikuti lomba durian yang akan digelar di Pendopo Museum RA Kartini, Kabupaten Rembang, (22/02) yang akan datang.

Dalam kontes ini, durian lokal akan dinilai berbagai aspeknya mulai dari tampilan luar, tekstur dalam, jumlah pongge, rasa, hingga keunikannya.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko, membenarkan lomba durian tahun ini akan diikuti oleh 21 peserta dari desa-desa penghasil durian terbaik di Rembang.

“Kebetulan musim panen kali ini serempak, jadi kami mewajibkan desa-desa penghasil durian untuk berpartisipasi,” ungkap Fajar Riza kepada media, Sabtu (15/02).

Dia menjelaskan bahwa secara umum, durian dari Kabupaten Rembang memiliki karakteristik yang hampir seragam.

Dagingnya pulen, manis bercampur pahit, dan ukurannya relatif kecil. Namun, faktor pemeliharaan bisa membuat perbedaan signifikan dalam kualitas buah.

“Aspek penilaian meliputi tampilan luar, tekstur dalam, jumlah pongge, rasa, dan keunikan," tutur Riza.

Saat ini, nama durian masih berdasarkan desa asalnya, seperti Durian Criwik, Watu Pecah, dan Trenggulunan.

"Satu-satunya yang sudah terdaftar di Kementerian adalah Durian Criwik, yang telah mendapatkan pengakuan resmi,” tambah Riza.

Setiap desa diwajibkan mengirimkan minimal dua buah durian untuk memastikan keseragaman.

"Jika ada perbedaan mencolok antarbuah dari satu desa, maka nilai akan dikurangi," tandasnya.

Durian yang dilombakan harus berasal dari pohon yang tumbuh di wilayah desa masing-masing.

Untuk memastikan keaslian buah yang diperlombakan, peserta diwajibkan melampirkan surat keterangan dari kepala desa dan Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) kecamatan.

Dokumen tersebut harus mencantumkan informasi detail seperti varietas durian, deskripsi pohon, identitas pemilik, alamat kebun, serta umur tanaman.

“Dokumen ini akan menjadi bukti otentik bahwa durian yang diikutsertakan memang berasal dari Kabupaten Rembang dan sesuai dengan standar lomba,” imbuh Fajar.

Pendaftaran peserta dilakukan melalui Koordinator PPL Kecamatan dan harus diterima oleh panitia paling lambat 20 Februari 2025 pada waktu jam kerja.

Dengan kompetisi ini, pemerintah daerah berharap dapat memperkenalkan keunggulan durian lokal dan mendorong pengakuan varietas baru di tingkat nasional.

Berikut daftar 21 desa yang mengirimkan durian terbaiknya dalam lomba:

  1. Desa Terjan, Kecamatan Kragan;

  2. Desa Watupecah, Kecamatan Kragan;

  3. Desa Woro, Kecamatan Kragan;

  4. Desa Tanjungsari, Kecamatan Kragan;

  5. Desa Bendo, Kecamatan Sluke;

  6. Desa Rakitan, Kecamatan Sluke;

  7. Desa Sendangcoyo, Kecamatan Lasem;

  8. Desa Gowak, Kecamatan Lasem;

  9. Desa Criwik, Kecamatan Pancur;

  10. Desa Johogunung, Kecamatan Pancur;

  11. Desa Trenggulunan, Kecamatan Pancur;

  12. Desa Ngroto, Kecamatan Pancur;

  13. Desa Banyuurip, Kecamatan Pancur;

  14. Desa Dadapan, Kecamatan Sedan;

  15. Desa Pakis, Kecamatan Sale;

  16. Desa Bitingan, Kecamatan Sale;

  17. Desa Banyuurip, Kecamatan Gunem;

  18. Desa Dowan, Kecamatan Gunem;

  19. Desa Pasedan, Kecamatan Bulu;

  20. Desa Pinggan, Kecamatan Bulu;

  21. Desa Sendangmulyo, Kecamatan Bulu.  

Dengan persaingan ketat dan keunikan masing-masing durian, ajang ini diharapkan menjadi wadah untuk mengangkat potensi durian asli Rembang ke tingkat yang lebih tinggi.