Bripka Eko Julianto, dikenal masyarakat Wonogiri, sebagai polisi da'i. Sebab, ia kerap kali berkeliling menjadi mubaligh dalam pengajian akbar di Kabupaten Wonogiri dan sekitarnya.
- Polres Kota Tegal Fokus Monitoring Obyek Wisata Air
- Pemkot Bakal Kawal Perjalanan Thudong Hingga Perbatasan Kota Semarang
- Malam Ini Gilga Manggung di Wonogiri
Baca Juga
Setiap menjadi pembicara dalam pengajian akbar, Bripka Eko Julianto, tak pernah lepas dari seragam polisinya. Kegiatan berdakwah di masjid/musala itu telah ditekuni Bripka Eko sejak 2015 di luar jam tugas dirinya sebagai polisi.
Bahkan, saat ini, Bripka Eko mendirikan pondok pesantren dan memliki 360 santri. Para santri yang mondok di Ponpes miliknya tidak dipungut biaya.
Selama berdinas dan menjadi mubaligh ini, Abah Ek, sapaan akrabnya telah mengunjungi berbagai tempat di Kabupaten Wonogiri. Dia kerap mendampingi Gus Miftah dan Gus Idham serta penceramah kondang lainnya.
Ditemui di Ponpes Santri Manjung Wonogiri, Senin ( 13/11), Bripka Eko menyampaikan, dalam mengelola Pondok Pesantren gratis ini, tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Lantas dari mana dia mendapatkan dana tersebut? Dengan senyuman khasnya, Bripka Eko mengatakan, rejeki datang dari mana saja asal ikhlas.
"Yang jelas kita punya jalur langit, yakin saja rezeki pasti datang asalkan kita punya niat yang tulus ikhlas," ungkapnya.
Bripka Eko menjelaskan alasannya mendirikan pondok dan menggratiskan bagi santri. Alasannya, anak-anak ini adalah calon pemimpin bangsa, oleh karena itu dengan belajar ilmu agama dia berharap mereka dapat menjadi pemimpin di negeri ini dengan landasan iman dan takwa.
Selama berceramah maupun mengurus pondok, dia mengaku menggunakan uang pribadinya dan bantuan donatur yang tergerak hatinya untuk membantu membiayai kegiatan di pesantren.
Dalam setiap ceramahnya selalu menyampaikan imbauan-imbauan terkait kamtibmas. Tak hanya itu, perihal cinta Tanah Air pun Bripka Eko sampaikan kepada masyarakat.
"Karena latar belakang polisi saya tetap menyampaikan hal-hal yang berkaitan imbauan kamtibmas, terutama cinta tanah air, bagaimana supaya jangan ada paham-paham radikalisme itu bisa masuk. Intinya pada umumnya setiap materi yang disampaikan itu tetap ada penyampaian imbauan kamtibmas kepada masyarakat," pungkasnya.
- HPDKI Solo Raya Fokus pada Hilirisasi untuk Kesejahteraan Peternak
- 98 Anggota Karang Taruna Purbalingga Ikuti Diklat Satgas
- Solo Bersiap Sambut Natal, Jalan Utama Dipercantik Ornamen