BPS Jawa Tengah mencatat ekspor selama Februari 2018 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Nilai ekspor Jateng mengalami penurunan sebesar 5,7 persen.
- Inflasi Jateng Sedikit Lebih Tinggi Dibandingkan Nasional
- Cari Sumber Migas, Tim Pertamina Hulu Energi Survei Empat Kecamatan di Salatiga
- Manulife Tawarkan Premi Asuransi Lima Tahun untuk Perlindungan 20 Tahun
Baca Juga
"Nilai ekspor turun namun jika dibandingkan Februari 2017 mengalami kenaikan mencapai 13,77," ungkap Kepala BIdang Statistik Distribusi BPS Jawa Tengah, Sri Herawati, Kamis (15/3).
Dia menyebutkan, penurunan nilai ekspor yaitu ekspor migas dan non migas. Ekspor migas turun 1,47% dan non migas turun 5,83%. Sedangkan, komoditas ekspor masih didominasi oleh industri pengolahan sebesar 91,31 persen, pertanian 4,96 pertambangan dan lainnya 0,49 persen.
"Negara pangsa pasar utama ekspor juga masih didominasi Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok. Untuk impor Jawa Tengah mengalami peningkatan 11,89 persen dibandingkan Januari 2018," paparnya.
Dia melanjutkan, kenaikan impor migas sebesar 48,20 sementara non migas turun 5,03 persen. Impor lebih banyak bahan baku dan penolong dan mungkin ini dipakai untuk industri.
"Sedangkan, bahan baku menyumbang 81,09 persen, barang konsumsi 11,36 dan barang modal 7,55 persen. Negara pemasok barang impor terbesar adalah Tiongkok, Arab Saudi dan Nigeria," katanya.
- Bank Indonesia Tegal Pasang QRIS di 1.000 Tempat Ibadah
- Mantap Nonton Piala Dunia 2022 Pakai Indosat Oredoo Hutchison
- Disdag Pastikan Relokasi Baru Rampung Sebelum Ramadhan