Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Semarang menyatakan ada empat ekor sapi yang terkonfirmasi penyakit mulut dan kuku (PMK).
- Pengembang Juragan Perumahan Siapkan 1.320 Paket Bahan Kebutuhan Pokok
- Utusan DPD PDIP Jateng Temui Teddy Sulistio
- Keluarga Jokowi Serahkan Peningset Dalam Upacara Malam Midodareni di Rumah Erina Gudono
Baca Juga
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur. Hernowo menyampaikan keempat sapi yang terpapar PMK berasal dari kelompok tani Mekarsari di Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati.
Hernowo mengatakan keempat sapi yang dinyatakan positif PMK memang sudah melalui hasil pemeriksaan laboratorium.
Keempat sapi tersebut mengalami beberapa gejala PMK seperti mengalami sariawan di mulut, mengeluarkan air liur banyak atau hypersalivasi dan mengalami bengkak pada tracak.
“Kami melakukan pengobatan, perawatan dan juga isolasi dikandang selama 14 hari terhadap sapi yang positif,” kata Hernowo saat dihubungi RMOLJateng, Selasa (17/5).
Hingga saat ini ada 7 hewan ternak di Kota Semarang yang masuk dalam suspek atau diduga terpapar PMK.
Dari 7 ternak, empat ternak dinyatakan positif, satu suspek anak sapi telah mati sebelum hasil laboratorium keluar.
Sementara satu ekor kambing di Bubakan, Mijen yang juga mengalami gejala PMK justru sudah disembelih sebelum petugas datang.
"Suspect atau kita sebut probable sampai saat ini ada tujuh. Empat sudah positif. Satu sudah mati. Yang di Bubakan Mijen sudah disembelih sebelum kami datang. Mudah-mudahan tidak tambah," ungkapnya.
Sejumlah upaya antisipasi untuk menekan kasus PMK terus dilakukan oleh Dispertan Kota Semarang.
Langkah-langkah tersebut seperti melakukan biosekuriti atau tindakan pengendalian wabah untuk mencegah penularan PMK pada hewan ternak. Hingga melakukan langkah sterilisasi kandang.
Hernowo menegaskan bagi pihak yang tidak berkepentingan untuk merawat hewan ternak disarankan tidak masuk ke area kandang. Hal ini untuk mencegah penyebarluasan penularan.
“Ya meskipun penyakit ini tidak menular ke manusia tapi manusia bisa sebagai pembawa virus dari hewan satu ke hewan atau melalui penggunaan alat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hernowo mengatakan jika edukasi untuk penanganan dan pencegahan PMK terus dilakukan baik kepada peternak maupun kepada pedagang hewan ternak.
"Apalagi ini kan mau Idul Adha jadi seperti tukang jagal juga sudah dikumpulkan oleh RPH untuk diberi edukasi dengan baik," lanjutnya.
Pihaknya juga terus memberikan himbauan kepada seluruh peternak dan pedagang hewan ternak untuk selalu merawat kebersihan seperti memandikan hewan secara rutin.
Selain itu, kebersihan kandang juga terus dijaga dengan rutin memberikan desinfektan.
Hernowo juga meminta kepada para peternak dan pedagang untuk bisa segera melapor kepada Dispertan jika hewannya mengalami beberapa gejala PMK.
“Masyarakat diharapkan tidak panik namun tetap waspada karena tingkat kematian PMK tidak tinggi. Namun memang tingkat penyebarannya tergolong cepat. Daging hewan ternak bisa tetap dikonsumsi meskipun terpapar PMK dengan catatan dimasak dengan baik,” pungkasnya.
- Ratusan Pelajar Dibantu Biaya Pendidikan dari Baznas Kota Magelang
- Perayaan Natal, Polres Tegal Kota Gelar Sterilisasi Sejumlah Gereja
- Pangdam IV/Diponegoro Berangkatkan Personel untuk Ibadah Umroh