Enam Pohon Peneduh di Gajahmada Sengaja Disiram Minyak Agar Mati

Pemerintah Kota Semarang memang sedang gencar melakukan penghijauan di ruas-ruas Jalan Protokol. Selain untuk peneduh, pohon yang ditanam juga berfungsi sebagai estetika kota.


Namun sayangnya ada beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab justru merusak beberapa pohon peneduh dengan menyiramkan minyak atau cairan sejenis oli atau solar di beberapa pohon peneduh yang ada di Jalan Gajah Mada.

Enam pohon berjenis pule yang disiram minyak ini terlihat kering dan mati saat Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang sedang melakukan pengecekan di lokasi. Padahal keenam pohon pule ini sudah tumbuh subur setelah ditanam beberapa tahun silam. 

Ketinggiannya pun sudah mencapai empat sampai lima meter dengan daun yang lebat. Namun beberapa hari ini, tiba-tiba pohon tersebut memunculkan tanda-tanda mati, dengan daun menjadi berwarna coklat dan meranggas. 

Setelah diperiksa oleh DPU Kota Semarang, diduga pohon itu sebelumnya disiram minyak oleh orang tak bertanggung jawab, dengan tujuan membuatnya mati.

"Sepekan lalu pohon ini masih tumbuh subur. Tapi tiba-tiba mati, gak tau sebabnya," kata Budi, warga sekitar Jalan Gajahmada Semarang, Selasa (19/10)

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suriyaty menegaskan, atas kejadian ini pihaknya segera merespon dengan mengambil tindakan cepat melakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan pohon peneduh jalan tersebut. Atik, sapaannya, mengatakan jika keenam pohon tersebut mati secara tidak wajar.

"Saat ini langkah kami sedang mengupayakan mengambil sampel tanah yang sudah disiram dengan cairan itu. Setelah kami survei dan cek ke lapangan kami temukan tanah ini memang ada cairan seperti solar. Bahkan, disiram mulai batangnya dan tanahnya juga," katanya saat dikonfirmasi.

Pihaknya kemudian menggali tanah sedalam-dalamnya yang terkena cairan minyak tersebut dan akan diganti dengan media tanam yang baru. Harapannya pohon bisa diselamatkan dan hidup kembali.

"Sebelumnya kejadian serupa juga pernah terjadi seperti kasus ini. Kami telah mengganti media tanamnya dengan yang baru. Lalu kok ini disiram lagi. Meski begitu, kami tetap mengganti dengan media yang baru, kami harap pelaku sadar, pohon ini juga punya hak untuk hidup. Kan pohon ini bermanfaat sekali sebagai peneduh jalan, apalagi sebagai penyumbang udara bersih," tuturnya.

Atik menghimbau kepada masyarakat Kota Semarang untuk ikut menjaga pohon peneduh yang telah ditanam oleh Pemkot Semarang. Karena, selain nantinya akan menjadi peneduh jalan saat pohon sudah besar, pohon juga bisa mengikat air tanah dan bisa menjaga kondisi tanah.

"Kalau rindang, banyak manfaatnya untuk semua masyarakat. Di antaranya sebagai peneduh jalan, penyumbang oksigen, dan untuk keindahan estetika kota. Mari kita melestarikan, jangan dirusak, atau diracun," pungkasnya.