Endang Setyowati Ajak Perempuan Blora Tangguh, Mandiri dan Cerdas

Diskominfo Kab Blora
Diskominfo Kab Blora

Presiden Paguyuban Tembang Kenangan Kabupaten Blora Endang Setyowati, mengajak anggotanya khusus perempuan untuk tetap menjadi wanita yang tangguh dan cerdas. 

Hal tersebut disampaikan dalam acara Halalbihalal 1446 Hijriah Paguyuban Tembang Kenangan Kabupaten Blora yang dirangkaikan dengan Peringatan Hari Kartini, bertempat di Wisma Pratama Kecamatan/Kabupaten Blora, Sabtu (19/4). 

“Kartini sekarang beda dengan yang dulu Ibu, Kartini sekarang harus lebih mandiri, lebih cerdas, akan tetapi harus tetap santun dan tidak lupa akan kodratnya. Itulah perempuan masa kini,” ucapnya.      

Dalam acara menjelang peringatan Hari Kartini 21 April 2025, Endang Setyowati juga memberikan apresiasi kepada sosok perempuan yang merupakan istri dari penasehat Paguyuban Tembang Kenangan,yakni Suprapto, dengan menyerahkan buket bunga.  

Sebelumnya, berkaitan dengan acara halalbihalal 1446 Hijriah, Endang Setyowati menyampaikan   mohon maaf lahir dan batin kepada ratusan peserta yang hadir. 

“Saya selaku Presiden Tembang Kenangan dan semua pengurus mengucapkan terima kasih yang amat sangat, atas antusiasme panjenengan semuanya untuk mengikuti acara ini. Alhamdulillah, ini acara dari kita untuk kita, yang didanai bersama dan dipakai untuk seneng-seneng bersama,” kata Endang Setyowati. 

Jadi, di event halalbihalal yang indah ini, kata Endang Setyowati, mengajak seluruh anggota Paguyuban Tembang Kenangan se Kabupaten Blora untuk saling memaafkan, saling berbagi kasih. 

“Jadi tidak ada lagi dusta di antara kita, semuanya kembali kosong-kosong, semuanya dihapus. Ada salah, ada dosa, ada pernah benturan, wajar. Tapi setelah acara ini, kita hatinya bersih lagi. Jangan menyimpan dendam, jangan menyimpan iri dengki, semuanya saudara dalam paguyuban tembang kenangan Kabupaten Blora,” tegasnya.

Endang Setyowati menyebut, Paguyuban Tembang Kenangan Kabupaten Blora memiliki dua agenda rutin.

“Pertama, tiap bulan Agustus kita mengadakan Semarak Tujuhbelasan, dan Alhamdulillah dari 23 group yang ada di Kabupaten Blora sebagian besar mengikuti. Agenda ke dua, halalbihalal ini. Jadi sudah ada dua agenda rutin. Insyaallah, mulai tahun ini, kita punya tiga agenda, yaitu ditambah Gebyar Semarak Ramadan,” terangnya. 

Dalam Gebyar Semarak Ramadan di tahun 2025, Tembang Kenangan Blora meraih penghargaan dari Bupati Blora Dr. H. Arief Rohman dan Ketua Dekranasda Kabupaten Blora Hj. Ainia Shalicah, yakni mendapat predikat terfavorit.

“Insyaallah, dalam Gebyar Semarak Ramadan berikutnya, kita kembali dilibatkan. Ini juga berkat kerja sama kita, saling menjalin silaturahmi dan ajang berkumpul bagi bapak/ibu semuanya,” ungkapnya. 

Sementara itu Supardan, dalam tausiyah singkatnya menyampaikan empat hal penting yang harus diingat manusia selama Ramadan, Idulfitri hingga tradisi kupatan yang dirayakan pada H+7 Idulfitri.

“Kupat itu kalau boleh saya artikan yaitu laku papat, ada empat laku yang perlu kita ingat dalam kehidupan ini,” ucapnya.

Menurutnya, dalam laku papat, Sunan Kalijaga menggunakan empat kata atau istilah, yaitu Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.

Lebaran berarti akhir bulan puasa Ramadan dan bersiap menyongsong hari kemenangan Idulfitri (Kembali suci).  

Luberan bermakna melebur atau melimpah seperti air yang tumpah karena sudah terisi penuh. Pesan moral Luberan adalah membudayakan berbagi/sedekah kepada orang yang kurang beruntung dan membayar zakat karena itu hak orang miskin, serta harus diberikan agar harta kita bersih.

Leburan bermakna habis atau menyatu. Artinya momen lebaran itu untuk melebur dosa terhadap satu dengan yang lain dengan cara meminta maaf dan memberi maaf.

Laburan dari kata labur atau kapur. Bahan kapur merupakan zat pewarna berwarna putih yang bisa digunakan untuk menjernihkan benda cair. 

"Artinya, setelah puasa di bulan Ramadan harus kembali bening, jernih nan putih layaknya kapur dan menjadi motivasi diri supaya dengan semangat gaspol mampu menjaga kesucian lahir dan batinnya," tuturnya.

Setelah tausiyah, dilanjutkan tradisi saling bersalam-salaman. Kemudian, dari 20 group yang hadir, tampil satu per satu membawakan aneka judul tembang kenangan. 

Yang memikat, semua anggota perempuan yang hadir mengenakan kebaya, sedangkan yang pria berpakain adat samin. Namun ada juga beberapa yang mengenakan asesoris wayang orang.