Facebook mengumumkan telah melarang semua akun yang terkait dengan junta
militer Myanmar, serta iklan dari perusahaan yang dikendalikan oleh
militer.
- Negara Hadir Bagi WNI di Mesir Selama Pandemi
- Pemutakhiran Korban Penembakan AMPP
- Tak Tunjukan Empati PM Australia Dapat Hujatan Warganet karena Masak BBQ
Baca Juga
Facebook mengumumkan telah melarang semua akun yang terkait dengan junta militer Myanmar, serta iklan dari perusahaan yang dikendalikan oleh militer.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (25/2), Facebook mengatakan mereka menyebut situasi pasca-kudeta di Myanmar sebagai darurat. Keputusan larangan itu diambil karena adanya "kekerasan mematikan" pasca kudeta.
Dikutip dari Kantor Berita RMOL, beberapa akun yang dilarang oleh Facebook adalah Myawaddy TV dan MRTV yang dikendalikan oleh militer.
Larangan serupa juga diterapkan di Instagram sebagai anak perusahaan Facebook, seperti dilaporkan AP.
Pada 2017, Facebook dan platform media sosial lainnya mendapat kecaman besar karena dianggap gagal bertindak cukup untuk menghentikan ujaran kebencian terhadap minoritas Muslim Rohingya Myanmar.
Ketika itu, militer melancarkan operasi kontra-pemberontakan yang membuat lebih dari 700 ribu orang Rohingya mencari suaka ke negara tetangga Bangladesh.
Setelah itu, pada 2018, Facebook melarang akun milik beberapa pemimpin militer Myanmar, termasuk Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang memimpin kudeta pada 1 Februari dan menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Di sisi lain, militer juga telah berupaya untuk memblokir Facebook dan platform media sosial lainnya karena berisi dorongan melakukan protes. Bahkan militer sempat mematikan internet di Myanmar. [hen]
- Jepang Perpanjang Keadaan Darurat Hingga 12 September 2021
- Jutawan Israel Dituding Jadi Mata-mata Karena Terkait Dengan Intel Iran
- "Susi Susanti: Love All" Sukses Pukau Penonton Beijing International Film Festival