- Genjot Minat Baca, Disperpuska Batang Bedah Buku Mencari Jejak Mbah Rifai
- Agar Sejarah Tidak Hilang, Pendopo Makam Raden Tubagus Diresmikan
- Event SNC 2025 Membludak, Wali Kota Agustin Antusias Ke Depan Untuk Tingkatkan Nilai Ekonominya
Baca Juga
Jakarta — Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, mendapatkan dua Piagam Rekor dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) dalam satu hari, Minggu, (03/11).
Kedua Piagam Rekor MURI itu diserahkan langsung oleh pendiri MURI budayawan Jaya Suprana dan istrinya, Aylawati Sarwono, di Rumah Kreatif Fadli Zon di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Ini adalah rekor MURI ke-55 dan ke-56 yang diterima Fadli Zon. Rekor MURI ke-55 diberikan untuk pengangkatan dirinya sebagai Menteri Kebudayaan yang pertama di Republik Indonesia. Ada pun Piagam MURI ke-56 adalah untuk mahakarya kebudayaan pendirian museum sastra pertama di Indonesia.
Dalam sambutannya, Jaya Suprana, mengatakan dirinya yakin sosok Fadli Zon menjadi penyebab Presiden Prabowo Subianto mendirikan Kementerian Kebudayaan. Dan hanya kepada Fadli Zon, yang juga sahabat lama Prabowo, kursi Menteri Kebudayaan dipercayakan.
Acara penyerahan Rekor MURI ini turut dihadiri sejumlah tokoh dari berbagai kalangan. Tampak hadir antara lain Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Mohamad Hekal, penyanyi senior Ernie Djohan, mantan Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi, wartawati senior Dian Islamiati Fatwa, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa, Dubes Ukraina Vasyl Hamianin, dan politisi Indra J. Piliang bersama tokoh-tokoh dari berbagai kelompok seni dan budaya yang dibina Fadli Zon.
Saat memberikan sambutan, Fadli Zon mengatakan Indonesia dapat menjadi ibukota kebudayaan dunia.
Mantan Wakil Ketua DPR RI (2014-2019) dan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI (2019-2024) itu mengatakan dirinya telah berkeliling ke sekitar 100 negara, dan dari pengamatannya tidak ada negara yang memiliki budaya sehebat budaya yang dimiliki Indonesia.
“Kita juga peradaban tertua di dunia. Ini bukan sekadar klaim. Tapi kenyataannya artefak-artefak yang ada di Indonesia, baik itu di Sulawesi, di Kalimantan, dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa peradaban Indonesia kita setidak-tidaknya dimulai dari 52.000 tahun yang lalu. Apa buktinya? Buktinya adalah lukisan-lukisan purba di gua-gua yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Sekarang yang ditemukan baru 702 di Gua Leang-leang di Maros, Sulawesi Selatan,” urai Fadli Zon.
Dia mengatakan, lukisan di dalam gua itu ditemukan di era kolonial Belanda. Saat ditemukan, arkeolog Belanda memperkirakan lukisan-lukisan itu berasal dari 5.000 tahun yang lalu. Kemudian dilakukan penelitian yang lukisan-lukisan itu ditemukan tersebut berusia sekitar 40.000 tahun.
“Sekarang para ilmuwan mengatakan lukisan-lukisan itu dari 52.000 tahun setelah diuji dengan carbondating dan tes yang saya kira sangat ketat,” sambung Menteri Kebudayaan tersebut.
Dia juga menguraikan penemuan fosil-fosil manusia purba yang pernah mendiami Nusantara. Dari Meganthropus Paleojavanicus juga Pithecanthropus Erectus yang berusia dari 2.000.000 tahun, 1.800.000 tahun dan 1.300.000 tahun lalu. Fosil Homo Sapiens yang pernah mendiami negeri, yang kini dikenal sebagai Indonesia, pun berasal dari puluhan ribu tahun lalu.
“Saya kira kita harus menulis ulang sejarah kita. Reinventing Indonesia identity. Untuk menemukan kembali identitas Indonesia kita. Bukan sebagai negara merdeka yang pernah dijajah negeri kecil di Eropa selama 350 tahun. Tetapi sebagai negara yang paling tua peradabannya di dunia,” demikian Fadli Zon.
- Genjot Minat Baca, Disperpuska Batang Bedah Buku Mencari Jejak Mbah Rifai
- Agar Sejarah Tidak Hilang, Pendopo Makam Raden Tubagus Diresmikan
- Event SNC 2025 Membludak, Wali Kota Agustin Antusias Ke Depan Untuk Tingkatkan Nilai Ekonominya