Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Teknologi Informasi Dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) Menggelar Festival Komukino Ke-10 Dengan Memamerkan Beragam Inovasi Dan Budaya Daerah Jawa Tengah, Kamis (19/12). Istimewa
- Bakso Bucin Berikan Diskon 18% Kepada Anggota NU Sepanjang Kongres Ke-18 Surabaya
- Ketum PP Muslimat NU Khofifah Sebut Muslimat NU Adalah TNU
- Fadli Zon: Pers Tidak Bisa Pisah Dengan Kebudayaan
Baca Juga
Semarang - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) menggelar Festival Komukino ke-10 dengan memamerkan beragam inovasi dan budaya daerah Jawa Tengah.
Festival Komunikino berlangsung di Auditorium Ir Widjatmoko USM, Semarang, Kamis, (19/12). Stan yang berderet rapi mewakili 6 (enam) eks wilayah Karesidenan yang ada di Jawa Tengah menampilkan sejumlah potensinya, seperti kuliner dan budaya.
Farid Ali Ikhwan, S.STP., M.Si., selaku Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Disporapar) Jawa Tengah memberikan sambutan pembukaan acara ini.
Menurut Farid, anak muda zaman sekarang kurang berminat pada kebudayaan tradisional. "Budaya yang kita miliki (harus) tetap eksis (dan) dapat diterima oleh generasi saat ini. Saya berharap Festival Komukino yang sudah berjalan ke-10 ini bukan hanya menjadi festival saja, tapi juga menjadi satu hal yang menjadi bekal para mahasiswa untuk terjun ke dunia usaha pasca menyelesaikan perkuliahannya,” ujarnya.
Ketua Komukino 2024, Daniel Wibisono, juga memberikan tanggapannya mengenai acara Festival Komukinon yang telah sukses digelar.
“Kegiatan ini juga menjadi bentuk implementasi dari ilmu yang kami dapatkan selama satu semester ini. Tentu salah satu tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya anak muda agar tidak meninggalkan dan melupakan budaya lokal Jawa Tengah," kata Daniel dalam sambutannya.
Festival yang digelar selama sehari penuh itu menampilkan ragam kuliner dan pertunjukan kesenian dari 6 (enam) eks Karesidenan di Jawa Tengah.
Salah satu pertunjukan kesenian tradisional yang ditampilkan adalah Tari Warok yang ditampilkan oleh Karesidenan Semarang.
Tari Warok adalah pertunjukan kesenian dimana sekelompok penari pria dengan riasan wajah menyerupai sosok menyeramkan. Dengan wajah putih, kumis hitam tebal, dan sekitar mata hitam. Sekelompok penari ini bergerak menari mengikuti alunan musik dan narasi dari narator yang berada di luar area penari.
Alifiya, salah satu panitia Festival Komukino dari Karesidenan Semarang yang bertanggung jawab dengan pementasan Tari Warok turut memberikan tanggapannya.
"Dengan pementasan Tari Warok yang kami datangkan langsung dari Desa Menari di Salatiga, kami berharap semua yang hadir di Festival Komukino ini bisa lebih mengenal akan eksistensi dari Tari Warok ini," ujar Alifiya.
Awalnya pihaknya juga belum mengetahui eksistensi tarian ini.
"Kami juga sebelumnya kurang mengetahui akan eksistensi dari Tari Warok ini, tapi setelah kami melakukan riset semua kebudayaan yang ada di Jawa Tengah, terutama Karesidenan Semarang, kami jadi lebih mengenal dan lebih mencintai kebudayaan-kebudayaan lokal yang ada di Jawa Tengah,” pungkasnya.
- AKBP Rosyid Hartanto Pimpin Upacara Serah Terima Jabatan Pejabat Polres Boyolali
- TK ABA Plipiran Kenalkan Pertanian Sejak Dini Kepada Siswa
- Ngopi Pinggir Sawah, Kafe Unik Di Desa Kepuh, Kutoarjo Yang Viral Di TikTok