Dua mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil menciptakan game 3D smartphone Augmented Realy (AR) Tari dan Gamelan. Nurul Ustia pencipta game AR Tari dan Doni Bakhtiar game AR Gamelan.
- Tiga Siswa SD Wujudkan Semangat Kemerdekaan Dengan Bagi Masker Dan Hand Sanitizer
- Mengintip Kesiapan Sekolah Rakyat (SR)
- 2.382 Murid di Kecamatan Lasem dan Sluke Mulai Menikmati Makan Bergizi Gratis
Baca Juga
Kedua game ini saling berhubungan karena sama-sama mengangkat seni tradisional. Dalam game 3D tersebut, pengguna tinggal membuka aplikasinya dan mengarahkan layar ponselnya pada kertas yang sudah disediakan.
Pengguna tinggal memilih Tari maupun gamelan yang apa yang ingin dimainkan. Dalam waktu sekejap tari-tarian tradisional yang dipilih pun langsung tampil di layar smartphone dalam bentuk animasi 3D, begitu juga dengan AR Gamelan.
Tidak sekedar menarik dan asyik dimainkan anak anak, game ini juga bisa melestarikan budaya asli Indonesia, sambil merangsang anak anak berkreasi dalam budaya," kata Dr. Endah Sudalmilah, ST.M.Eng, dosen Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) UMS, Sabtu (24/8).
Endah bersama Tim PKM Pengabdian Masyarakat, saat ini gencar mengedukasi anak-anak khususnya usia SD dan guru SD. Untuk tahap awal, sosialisasi dilakukan kepada siswa dan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pucangan, Kartasura dan MIM PK Kertonatan.
TIM PKM tersebut terdiri dari Dr. Endah Sudalmilah, Fatah Yasin Al Irsyadi, Dr. Dian Purworini, Yanti Haryanti, dan Azizah Fatmawati, mengembangakan Program kemitraan masyarakat Digital Literasi dan Implementasi AR Edugame Untuk Media Pembelajaran Anak Sekolah Dasar.
Menariknya melalui dua game ini kita bisa langsung tahu seperti apa gerakan-gerakan irama tari-tari tradisional seperti, Tari Gantar dari Kalimantan, Tari Kecak dari Bali, Tari Sajojo dari Papua, dan Tari Tor-Tor dari Sumatra dan Tari Gambyong dari Jawa Tengah.
Selain itu, pengguna juga bisa belajar seperti apa bunyi dan cara memainkan alat-alat gamelan, misalnya Kendhang, Gong, Saron, Demung, Peking, Gambang, Bonang, Kempul, dan Kenong,
Kami berharap dengan edukasi dan literasi game ini bisa menunjukkan bahwa kita bisa menggunakan tekonologi dengan bijaksana. Bagi guru pun juga bisa mendapat pengetahuan digital literasi untuk ditularkan kepasa para siswanya. Karena digital itu bagaimana kita menyikapi teknologi, sesuatu digital untuk menjadi bermanfaat," tandasnya.
- Smandar Career Day, Mantapkan Masa Depan Pelajar
- Tawarkan Sistem Rekognisi, Kuliah di Unnes Dua Semester Bisa Langsung Lulus
- DPRD Dorong Peningkatan Jumlah Sekolah Adiwiyata di Blora