Fokus Pengembangan Diktisaintek Ala Mendiktisaintek Baru

Prof. Brian Yuliarto, S.T, M.Eng., Ph.D. Dokumentasi Humas ITB)
Prof. Brian Yuliarto, S.T, M.Eng., Ph.D. Dokumentasi Humas ITB)

Jakarta - Reshuffle Kabinet Merah Putih menghasilkan pergantian menteri di bidang pendidikan. Menteri Pendidikan Tinggi Sains Dan Teknologi (Mendiksaintek) Prof. Brian Yuliarto, S.T, M.Eng., Ph.D. Brian Yuliarto dilantik Presiden Prabowo menggantikan Satriyo Soemantri Brodjonegoro, pada Rabu, (19/02).

Mendiktisaintek Brian gerak cepat menangani beberapa permasalahan yang mencuat akibat kebijakan baru, termasuk pemberlakuan efisiensi anggaran oleh Presiden Prabowo.

Kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi isu hangat. UKT adalah salah satu alasan para mahasiswa mulai turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka. Brian menyatakan bahwa tidak ada kenaikan biaya kuliah meski terjadi pemangkasan anggaran.

Pernyataan ini ia sampaikan di hari pertamanya usai dilantik dalam rapat koordinasi dengan 14 petinggi perguruan tinggi negeri (PTN), Kamis, (20/02).

Hadir dalam rakor tersebut 14 PTN yang berasal dari tiga wilayah, yakni Jakarta, Bandung, dan Bogor. Ia menyebutkan kampus-kampus yang ikut serta, termasuk di dalamnya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), hingga Politeknik Manufaktur Bandung.

"Jangan sampai ada miskomunikasi. Ini penting supaya tidak menimbulkan keresahan pada adik-adik mahasiswa. Kepada Rektor dan kepala LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi - red) informasikan sebaik-baiknya kepada mahasiswa bahwa tidak ada kenaikan UKT,” pesannya.

Selain itu, Brian juga menegaskan tetap mengalokasikan anggaran untuk program Kartu Indonesia Pintar Kuliah atau KIPK. Menurutnya, hal ini penting untuk segera diklarifikasi agar tidak terjadi salah paham.

“Dengan demikian, mahasiswa dapat memahami bahwa tidak ada pengurangan beasiswa, dan komitmen pemerintah untuk mendukung akses pendidikan tinggi tetap terjaga,” ujarnya.

Dalam Rakor juga dibahas juga beberapa isu terkait pendidikan tinggi yang sedang ramai, seperti izin pertambangan oleh kampus yang tertuang dalam revisi Undang-Undang Mineral dan Batubara (UU Minerba), pengembangan universitas unggulan, dan sekilas tentang progres pembayaran tunjangan kinerja (tukin) dosen ASN.

"Sama seperti yang disampaikan Kementerian Keuangan, (pembayaran tukin) menunggu Peraturan Presiden," tambahnya.

Merujuk pesan Presiden Prabowo saat pelantikannya tentang ekspektasi yang tinggi terkait transformasi pendidikan tinggi di Indonesia, Brian kemudian merumuskan visi besarnya.

Visinya adalah pendidikan tinggi di Indonesia harus lebih berorientasi pada riset dan inovasi agar mampu bersaing di tingkat global. Tegas pula disampaikan pentingnya kerja sama dengan universitas luar negeri untuk memperkuat kapasitas riset nasional dalam menghadapi tantangan industri 4.0 dan transisi menuju era digital.

Menteri yang mempunyai spesialisasi di bidang quantum engineering and system science ini juga berkomitmen untuk memperkuat ekosistem penelitian yang berbasis kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah guna mempercepat hilirisasi hasil riset menjadi produk inovatif yang dapat diaplikasikan secara luas di sektor industri dan teknologi dalam negeri.

Selain itu, Brian menekankan pentingnya modernisasi sistem pendidikan tinggi dengan memanfaatkan teknologi digital guna memperluas akses dan meningkatkan kualitas pembelajaran, serta menciptakan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki daya saing di tingkat internasional.

"Diktisaintek akan fokus pada 3 hal yaitu penguatan riset dan inovasi, peningkatan kerjasama internasional serta hilirisasi hasil riset sebagai program utama,” ujarnya.

Brian melanjutkan bahwa Kemendiktisaintek yang dinahkodainya akan memegang peranan penting untuk mendukung program-program strategis Presiden, seperti swasembada pangan, energi, hilirisasi dan industrialisasi.