TKN PSL dan UNDP Indonesia Gandeng UMUKA Solo Tuntaskan Permasalahan Sampah

Wakil Rektor I UMUKA Solo Ali Imron Ma'ruf memberikan cinderamata kepada Ahmad Bahri Rambe dari Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL). Dian Tanti/RMOLJateng
Wakil Rektor I UMUKA Solo Ali Imron Ma'ruf memberikan cinderamata kepada Ahmad Bahri Rambe dari Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL). Dian Tanti/RMOLJateng

Sampah menjadi permasalahan yang sangat serius, berdasarkan data yang ada Indonesia menghasilkan sampah hingga 53 juta ton pertahun. Dari jumlah tersebut 40 persennya merupakan sampah organik dan 20 persen sampah plastik.


Hal tersebut disampaikan oleh Ahmad Bahri Rambe dari Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) yang  didukung oleh  United Nations  Development Programme (UNDP) Indonesia.

Dalam acara diskusi penanganan sampah yang berlangsung di kampus Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA) Solo, Ahmad Bahri Rambe menyebut sampah organik ini sebagian besar dibuang ke TPA hingga akhirnya overload dan terbakar. 

"Karena tidak diproses, dan sampah-sampah plastik itu banyak yang dibuang ke perairan (sungai) seperti Bengawan Solo dan mengalir hingga ke laut dan akhirnya bisa menyebar ke negara tetangga," paparnya, Senin (23/12). 

Untuk itulah pengelolaan sampah di masyarakat perlu pendampingan jangan dilepaskanbegitu saja. Salah satunya bisa bekerjasama dengan pihak lain semisal dengan UMUKA. 

"Melibatkan mahasiswa untuk melakukan edukasi untuk membuat sampah menjadi kompos, membuat biopori. Termasuk mengubah mindset masyarakat untuk pengolahan sampah," ujarnya. 

Wakil Rektor II UMUKA Solo, Sarilan Ali mengapresiasi kehadiran tim Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) yang  didukung oleh United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia.

"Pastinya kita sambut baik dan menerima tim TKN PSL untuk kedepannya bisa melakukan kerjasama. Dimana nanti UMUKA Solo akan menjadi kampus percontohan dalam edukasi penangananan sampah. 

Sarilan menegaskan permasalahan sampah ini salah satu masalah riil yang juga terjadi di Karanganyar. Terbukti pihaknya beberapa kali ikut mendampingi warga di sekitar TPA Sukosari, Jumantono yang menyampaikan banyak keluhan. Baik itu permasalahan air serta polusi bau yang dapat berdampak terhadap kesehatan.

Diketahui saat ini kondisi tumpukan (tinggi) sampah di TPA Sukosari sudah mencapai 14 meter. Dan sejauh ini permasalahan di TPA Sukosari berdampak negatif bagi warga yang tinggal di sekitar lokasi TPA. 

"Penanganan permasalahan sampah itu diperlukan komitmen pemerintah daerah dalam hal itu Pemkab Karanganyar  untuk menanganinya," lanjut Sarilan. 

Pihaknya menyebut, UMUKA Solo  berkomitmen untuk membantu dan mensosialisasikan program penanganan sampah di Karanganyar khususnya. "Namun kita juga butuh komitmen dan konsistensi dari kepala daerah untuk penanganan sampah. Karena UMUKA Solo juga memiliki banyak SDM," tandasnya.