Gabungan 38 Kelompok Relawan Bersihkan Kali Ngece Sukoharjo  

Sekira 400 relawan gabungan dari 38 kelompok relawan, didukung TNI Polri dan instansi terkait melakukan aksi bersih sungai, Kali Ngece, pada tanggal 11 dan 18 September 2022.  


“Kami membentuk relawan Kali Gentan Sukoharjo, menginisiasi melakukan pembersihan Kali Ngece. Sedikitnya ada 38 kelompok relawan yang bergabung dalam aksi ini, didukung BPBD Sukoharjo, BBWSBS, DPUPR dan TNI Polri, selama dua hari Minggu melakukan giat bersih sungai,” kata Sentot Maryanto, relawan kali Gentan.

Diketahui, Kali Ngece melintas di dua kecamatan di Sukoharjo, yakni Baki dan Grogol, merupakan satu dari kawasan langganan banjir setiap musim penghujan. Selain kondisi sungai yang berkelok, diketahui sungai kotor dan aliran air terhambat pohon liar.

“Kali Ngece ini panjangnya 10 km, menyambung aliran sungai dari Klaten bermuara di Sungai Bengawan Solo melalui Kali Premulung Solo, setiap tahun di musim penghujan jadi langganan banjir,” imbuh Sentot.

Dijelaskan Sentot, target minggu pertama membersihkan pohon yang menghalangi arus sungai dari bendung Gentan hingga bendung Manang. Lalu akan dilakukan pengerukan menggunakan alat berat. 

“Ada 12 titik rawan sumbatan yang mengakibatkan banjir, selain bersih sungai, rencana setiap jembatan akan dipasang jaring agar warga tidak buang sampah, ada 10 jembatan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto yang ikut memantau aksi bersih kali mengatakan pihaknya mendukung penuh aksi masyarakat dalam kegiatan upaya pengurangan resiko bencana, seperti yang dilakukan di Kali Ngece.

“Waktunya tepat untuk pembersihan sungai, apalagi saat ini prediksi BMKG masih di puncak musim kemarau meski cuaca tidak bisa diprediksi, tapi bilamana nanti puncak hujan sungai sudah bersih dan tidak banjir lagi,” ungkap Sri Maryanto di lokasi.

 Disampaikan Maryanto, penanganan bencana juga menjadi urusan bersama masyarakat dan pemerintah. Bila pengurangan resiko bencana dilakukan maka akan meminimalisir bencana.

“Salah satu yang bisa dilakukan masyarakat adalah tidak membuang sampah di sungai, kita harus mengedukasi masyarakat agar tidak buang sampah di sungai dan menjaga lingkungan,” tandasnya.

Ditambahkan Maryanto, Kabupaten Sukoharjo menjadi salah satu kawasan rawan banjir karena berada di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Menjadi muara sungai dari barat seperti Boyolali dan Klaten, juga muara sungai dari timur dari Karanganyar.

Namun dengan edukasi masyarakat dan berbagai upaya bencana bisa diminimalisir.