Gandeng Perusahaan, TP PKK Jawa Tengah Tekan Stunting

Talkshow bertema "Malnutrisi: Ancaman Bagi Terwujudnya Generasi Emas Indonesia" yang diadakan di Wisma Perdamaian Semarang pada Kamis (1/8). Istimewa
Talkshow bertema "Malnutrisi: Ancaman Bagi Terwujudnya Generasi Emas Indonesia" yang diadakan di Wisma Perdamaian Semarang pada Kamis (1/8). Istimewa

Kasus stunting di Indonesia masih terbilang tinggi menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Sebanyak 21,6 persen atau 1 dari 5 anak masuk kategori stunting, sementara 7,7 persen atau 1 dari 12 anak mengalami wasting.


Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jateng, Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K), menyampaikan hal ini dalam talkshow bertema "Malnutrisi: Ancaman Bagi Terwujudnya Generasi Emas Indonesia" yang diadakan di Wisma Perdamaian Semarang pada Kamis (1/8). 

Acara ini diselenggarakan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jawa Tengah bekerja sama dengan PT. Indofood CBP. Tujuannya adalah untuk memberikan literasi kepada kader PKK agar dapat berkontribusi dalam penurunan angka stunting.

Fitri menjelaskan bahwa untuk mencegah stunting, anak memerlukan gizi yang terdiri dari makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien meliputi protein, karbohidrat, dan lemak, sedangkan mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral.

Ia menekankan bahwa stunting adalah kondisi akhir yang diawali dengan kekurangan nutrisi (malnutrisi), yang ditandai dengan berat badan atau tinggi badan yang tidak optimal selama masa pertumbuhan. Jika tidak ditangani, stunting dapat menyebabkan perkembangan otak yang tidak optimal.

Selain stunting dan wasting, terdapat juga kondisi over weight atau kelebihan nutrisi, yang juga tidak sehat karena tubuh menerima asupan nutrisi berlebihan. Fitri juga menekankan pentingnya pelatihan dan pembelajaran dalam perkembangan otak anak untuk membentuk sinaps-sinaps sirkuit yang positif.

Penjabat Ketua TP PKK Jateng, Shinta Nana Sudjana, mengungkapkan bahwa tantangan "Indonesia Emas 2045" dihadapkan dengan sejumlah masalah, termasuk stunting dan wasting. Jika tidak ditangani dengan serius, masalah ini dapat menghambat Indonesia dalam upayanya keluar dari status negara berkembang menuju negara maju.

"Maka dari itu, kegiatan ini bertujuan meningkatkan literasi gizi agar masyarakat mengetahui pentingnya pemenuhan gizi untuk perkembangan fisik dan kognitif anak," tuturnya dalam sambutannya di Gedung Wisma Perdamaian.

Ketua Pokja IV TP PKK Jateng, Retno Sudewi, berharap bahwa acara ini dapat menambah literasi dan mengedukasi para kader. "Ini bagian dari kerjasama pentahelix. Tidak hanya pemerintah, tapi juga pihak swasta, untuk dapat memberi edukasi kepada ibu-ibu dan kader PKK supaya dapat mencegah stunting. Makanan bergizi tidak harus mahal, apa yang ada di sekitar kita bisa menyehatkan," paparnya.

Dalam kegiatan ini, turut hadir narasumber dari Indofood Nutritionist, Yunita Purnamasari.