- LDA Keraton Surakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Untuk Abdi Dalem
- Resmikan Ruang Rawat Inap Baru, Bupati Blora Ajak Insan RSUD dr. R. Soetijono Beri Pelayanan Terbaik
- Purbalingga Resmi Implementasikan Project SPHERES
Baca Juga
Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan bahwa peredaran Obat Setelan di beberapa wilayah mulai meresahkan. Pasalnya tidak ada jaminan keamanan dari Obat Setelan bagi konsumen atau pasien.
“Peredaran Obat Setelan memang telah menjadi isu kritis sehingga BPOM terus berupaya untuk mencegah peredaran Obat Setelan," tutur Taruna pada Sabtu (25/01) sebagaimana dikutip dari detik.health.
Obat Setelan biasanya berisi sekumpulan obat yang terdiri beberapa tablet dan atau kapsul dalam kemasan tanpa keterangan identitas, nomor bets (batch), dosis atau aturan pakai, bahkan tanggal kadaluwarsanya.
Obat Setelan ini mudah didapatkan, baik di warung hingga penjualan e-commerce dengan harga yang sangat terjangkau. “Obat Setelan sangat mudah didapatkan tanpa kebutuhan melampirkan resep,” jelas Taruna dalam kesempatan lain.
Karena tanpa resep, sejumlah masyarakat memilih Obat Setelan karena merasakan efek manjur dibandingkan obat dari apotik yang diresepkan dokter. Realita sesungguhnya adalah efek manjur tersebut mengidentifikasikan tingginya dosis yang berdampak jangka panjang bagi tubuh pasien.
“BPOM berupaya menekan kasus peredaran Obat Setelan ini dengan mengaktifkan patroli siber di media sosial, selain memberikan imbauan langsung kepada masyarakat,” ujar Taruna.
Kebanyakan dari penjual melakukan penawaran melalui akun yang tidak dapat dipertanggungjawabkan karena bukan akun resmi apotik. Penawaran dilakukan di Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF). Semua tautan konten yang terindikasi melanggar segera dihapus (takedown).
Berdasarkan data kerawanan kejahatan obat dan makanan yang dikumpulkan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPOM, sepanjang periode tahun 2020 sampai 2024 terindentifikasi 99 kasus peredaran Obat Setelan ini.
Peningkatan pesat peredaran melalui marketplace terjadi pada tahun 2024 yang mencapai 2.345. Sementara ditahun 2023 hanya ditemukan sebanyak 134 tautan.
Taruna juga menyebut maraknya peredaran Obat Setelan ini didominasi oleh obat sakit gigi. Sementara daerah yang paling banyak teridentifikasi meliputi wilayah Kapulauan Bangka Belitung (Pangkalpinang), Kalimantan Selatan (Banjarmasin) dan Kalimantan Barat (Pontianak).
Zullies Ikawati, Guru Besar Farmasi Universitas Gajahmada, mencontohkan kasus pemakaian Obat Setelan yang berujung perawatan di rumah sakit karena mengalami kebocoran lambung, sebab obat yang dikonsumsi mengandung steroid dengan dosis tinggi.
Zullies juga mengungkapkan bahwa kebanyakan Obat Setelan yang dikemas dan dijual bebas itu mengandung obat anti radang, steroid, mau pun nonsteroid seperti dexametasan, metilprednisolon. Biasanya digunakan untuk penyakit nyeri radang, encok, rematik, sakit gigi, pegel linu atau sejenisnya.
Menurut Zullies, kemanjuran dari obat-Obat Setelan tersebut karena pemberian obatnya dobel. “Selain itu ditambahkan pula obat analgesik dan anti nyeri yang lain. Dan efek cepat yang dirasakan oleh pasien memberikan ketertarikan untuk menggunakan obat yang sama tanpa harus ke dokter jika mengalami gangguan yang sama,” pungkasnya.
- NGOPI Berhasil Kuak Rahasia Kecantikan Bersama Dr. Ratih Nuryanti
- Tim Dinparta Dan Satpol PP Serbu Pujasera Demak
- Pedagang Rod As Kadilangu Serbu Jepara Dan Berkolaborasi Emas Dengan Dinparta Demak