Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima tantangan Rektor Universitas Diponegoro untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi riset.
- Jauh dari Rumah Sakit, Desa Karangbawang Purbalingga Dapat Mobil Ambulans Siaga
- Tetap Waspada! 74 Persen Penderita Covid Miliki Gejala Sedang Hingga Berat
- Kabupaten Tegal, Brebes dan Pemalang Ditarget Tuntaskan Vaksinasi dalam Dua Minggu
Baca Juga
Terlebih Jawa Tengah memiliki beberapa perguruan tinggi terkemuka di level nasional maupun internasional dengan hasil risetnya.
Ganjar mengatakan realisasikan Jawa Tengah sebagai provinsi riset sudah di depan mata.
Terlebih pada periode kepemimpinan keduanya ini, fokus kerjanya menggenjot sumber daya manusia.
Hal itu menurut Ganjar sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo agar perguruan tinggi melakukan hilirisasi hasil riset.
"Ide Prof Yos saya sambut. Jateng jadi provinsi riset karena disupport perguruan tinggi besar. Nah saya langsung menyambut, beberapa hasil yang sudah ada bisa kita implementasikan, bukan nanti tapi sudah kita lakukan," kata Ganjar.
Undip misalnya, kata Ganjar, telah banyak membantu dan hasil risetnya sudah beberapa kali diaplikasikan.
Namun Ganjar menginginkan agar penerapannya masuk pada rencana lebih gede lagi.
Program Pemprov Jateng yang menggandeng Undip misalnya pada sektor pertanian, usaha serta pemerintahan.
"Undip sudah membantu kita yang pengembangan bawang termasuk komoditas pertanian yang di dalamnya dulu ada ozon, itu hasil riset. Dari purifikasi air untuk penanggulangan bencana saya pernah dibantu, soal reformasi birokrasi saya sering minta pakar-pakar beliau untuk menyeleksi. Undip juga membantu merevitalisasi BUMD," katanya.
Yang terbaru, Ganjar mengatakan hasil riset Undip dalam bidang kedokteran, khususnya soal perawatan kecantikan.
Dengan hasil itu perawatan kecantikan tidak perlu jauh-jauh ke Singapura karena telah ada di Jawa Tengah.
Maka Ganjar minta agar hasil riset soal kecantikan itu diterapkan di 6 rumah sakit daerah yang dikelola Pemprov Jateng.
"Tadi beliau cerita soal stemcell yang sekali suntik ratusan juta dan orang-orang berdatangan. Saya punya enam rumah sakit. Ini peluang untuk hasil riset dihilirisasi sekaligus peluang bisnis. Dan hari ini klinik-klinik kecantikan kan luar biasa, bukan hanya perempuan tapi laki-laki juga banyak. Di satu sisi untuk sosial, pada sisi lain bisa untuk pengembangan bisnis," katanya.
- Demam Berdarah di Batang Capai 32 Kasus, Satu Orang Meninggal
- Edukasi dan Sosialisasi Anemia untuk Tangani Stunting
- DKK Semarang Prediksi Akhir Oktober dan Desember Ada Kenaikan Kasus Covid-19