Forum Silaturahmi Sanggar Tari (FSST) Kota Semarang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang dan Universitas Negeri Semarang menggelar Festival Tari Semarangan.
- Polres Demak Gelar Vaksinasi di Desa Pesisir
- Milad Ke 35, RS PKU Muhammadiyah Berikan Layanan Prima Bagi Ummat
- Karanganyar, Peringati Labour Day, Buruh Gelar Aksi Damai di Gedung DPRD
Baca Juga
Forum Silaturahmi Sanggar Tari (FSST) Kota Semarang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang dan Universitas Negeri Semarang menggelar Festival Tari Semarangan.
Festival yang digelar secara daring tersebut merupakan buah semangat sanggar-sanggar tari di Kota Semarang untuk bersatu dan membuat karya.
Dalam gelaran itu, ada 11 sanggar tari membawakan tari Semarangan karya Yoyok Bambang Priyambodo, Rimasari, dan AL Agus Supriyanto.
Sekretaris FSST Semarang, Witami, mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada Pemerintah Kota Semarang dan Unnes karena mau memfasilitasi FSST Semarang untuk berkarya.
"Kami ucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Semarang dan Unnes yang mau berkolaborasi dalam festival ini. Dan kami (FSST Semarang) akan menunjukkan yang terbaik dalam berkarya dan mengharumkan nama Kota Semarang," kata Witami, Minggu (25/10).
Witami menambahkan, dia ingin ke depan seluruh sanggar-sanggar di Kota Semarang mampu menciptakan tarian mereka sendiri. Menurutnya, untuk saat ini, banyak sanggar yang masih membawakan karya tari lain.
Oleh karenanya, melalui Festival Tari Semarangan ini, dia ingin menggugah semangat rekan-rekan sanggar tari lainnya untuk bisa berkreasi dan berkarya lebih maksimal lagi.
"Kalau untuk saat ini, membawakan karya orang dulu, tidak apa-apa. Tapi, ke depan, kami ingin bisa pentas dengan standar pertunjukkan yang baik dengan membawakan karya kami," tandasnya.
Witami menilai mayoritas persoalan sanggar-sanggar di Semarang adalah pola manajemen. Menurutnya, banyak sanggar di Semarang yang kompeten, namun pola manajemen sanggarnya kurang tertata dengan baik.
"Sementara di catatan kami terdapat 38 sanggar tari. Kami akan gelar workshop secara berkala terkait manajemen sanggar, penciptaan karya, dan musik iringan karya. Kami harap itu semua dapat diserap secara baik, sehingga sanggar-sanggar di Semarang dapat berkembang," papar dia.
Menambahkan Penanggung Jawab FSST Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo mengungkapkan, kegembiraannya soal banyak sanggar di Semarang yang mau berkarya.
Menurutnya, hal ini merupakan embrio menarik untuk menumbuhkan kesenian tari dengan gaya khas Pesisiran khususnya Semarangan.
"Banyak yang bisa kita pelajari dari kebudayaan di Semarang. Dan itu semua bisa kita buat menjadi tarian. Nah kalau sanggar di Semarang memiliki semangat bersama, itu sangat menarik dan kami akan terus mendukung," terangnya.
Sementara itu, Hendi Pratama selaku Wakil Rektor 4 unnes mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia mengaku salut terhadap seniman di Kota Semarang yang tetap berkarya meski masa pandemi.
Kami mengapresiasi kegiatan ini. Maka kami dari unnes masih tetap ingin karya pesisir termasuk semarangan sebagai tolak ukur kesuksesan budaya di jawa tengah bahkan di Indonesia," tandasnya.
Festival Tari Semarangan tersebut dimeriahkan oleh Sanggar Sekar Kedaton, Sanggar Paranti, Sanggar Greget, Sanggar Kusumawardani, Sanggar Tanah Putih, Sanggar Sekar Arum, Sanggar Mahendra, Sanggar ABL Studio, Sanggar Iswara, Sanggar Sangghita, dan Sanggar Omah Biyung.
- BTN Salurkan Bantuan Ke Grobogan
- 2022, Pemkot Salatiga Targetkan Pengangguran Terbuka Turun 5,73%
- Pemkot Semarang Terus Lakukan Perbaikan Infrastruktur Guna Menggeliatkan Aktivitas Industri