Upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata ditengah pandemi Covid-19 terus diupayakan Pemkot Semarang. Melalui gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) diharapkan perekonomian di sektor Pariwisata bisa tumbuh.
- Jam Operasional TWC Borobudur Diperpanjang Hingga Pukul 22.00 WIB
- Optimalkan Pariwisata, Ganjar Minta Warga Lebih Kreatif Buat Event
- Sasono Renggo, Istana Kayu Kelapa Yang Jarang Terungkap, Milik Keturunan Sunan Kalijaga
Baca Juga
Gerakan BISA dimulai di kawasan Kota Lama tepatnya di gedung Oudetrap milik Pemkot Semarang. Gerakan BISA sendiri didukung penuh oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain di kawasan Kota Lama, Gerakan BISA ini juga dilaksanakan di empat tempat wisata lainnya yang ada di Kota Semarang seperti Goa Kreo, Kota Lama, MAJT dan taman satwa Mangkang Zoo.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, Gerakan BISA merupakan kegiatan bersih-bersih yang dilaksanakan dengan mengoptimalkan tenaga kerja pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan dan keamanan dalam rangka menyongsong kenormalan baru pada masa dan paska pandemi corona.
Dalam bersih-bersih di gedung Oudetrap, Wali kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini mengatakan, gedung Oudetrap merupakan satu-satunya gedung milik Pemkot Semarang di kawasan kota lama.
"Dibeli pada 2013, direnovasi pada 2016, infrastruktur kami perbaiki dan memberi contoh bagaimana membangun cagar budaya yang baik sesuai aturan namun tetap enak dilihat. Begitu selesai, pak Presiden melalui Menteri Parekraf menggelontorkan banyak anggaran di sini di tahun 2017, setelah selesai di tahun 2018 kemudian kawasan kota lama mengukuhkan apa yang ingin kami sampaikan ke masyarakat bahwa sebagai kota perdagangan dan jasa, sektor pariwisata adalah fokus Pemerintah Kota Semarang," tutur Hendi, sapaan akrab wali kota di depan rombongan Kemenparekraf dan pegiat wisata.
Dirinya pun mengungkapkan alasan mengapa memilih sektor pariwisata. Pihaknya melihat pariwisata merupakan peluang usaha yang lebih merata dimana berbagai kalangan dengan berbagai latar belakang bisa memiliki peluang usaha sehingga semuanya bisa hidup.
Yang kedua kita melihat sejarah data dari Perang Dunia I dan II, pariwisata tidak pernah terkena dampaknya, namun tiba-tiba muncul virus corona, semua terdampak termasuk pariwisata. Orang jadi takut datang ke Semarang, takut ke restoran, orang jadi khawatir dan akhirnya sepi," lanjutnya.
Ia mengemukakan bahwa APBD kota Semarang tahun 2020 adalah sebesar Rp5,2 triliun namun saat ini bersisa 3,9 triliun.
Menghadapi kondisi ini Pemkot Semarang pun harus memutar otak bagaimana bisa kembali bangkit dari dampak Covid-19 ini.
APBD kita fokuskan ke penanganan Covid, maka setelah gerakan BISA ini harapannya dunia pariwisata tumbuh berkembang, ekonomi kembali baik dan pembangunan di kota Semarang akan kita lanjutkan tahun depan. Saya tetap berharap program lain di Kementrian Pariwisata selalu datang di kota Semarang," tandasnya.
Di sisi lain, perwakilan dari Kemenparekraf, Agustina Wilujeng Pramestuti mengungkapkan bahwa Kota Lama di Kota Semarang merupakan kebanggaannya.
Kemanapun dirinya pergi selalu mengatakan Kota Lama di Kota Semarang sebanding dengan kota-kota yang ada di Venezia apalagi ditambah di Kota Semarang bisa menikmati makanan- makanan yang enak dan lezat.
"Untuk itu melalui gerakan BISA ini teman-teman dari berbagai unsur akan pegang alat-alat kebersihan seperti sapu, pengki dan lain-lain, dalam rangka kita menggairahkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif di kota Semarang. Harapannya bisa difoto dan diunggah sehingga masyarakat tidak takut untuk kembali beraktifitas," pungkas Agustina.
- Warga Kecewa Tidak Ada Wahana Permainan Di Dugderan
- The Lawu Group Kembangkan Konsep Wisata Halal Dan Wisata Hijau
- POJ City Semarang Konsepnya Mal Serta Banyak Restoran Mewah