Gereja Katolik Tegalrejo Gandeng Rutan Salatiga Gelar Puncak Perayaaan Natal

Ibadah puncak Perayaaan Natal diinisiasi Gereja Katolik Tegalrejo Salatiga, menggandeng kaum marginal umat Katolik dan Kristen di dalam Rutan Kelas II Salatiga, Selasa (3/1).


Sedikitnya, 25 orang umat dengan khusyuk mendengar renungan dan menggelar doa bersama terpusat di Aula Serbaguna Rutan Salatiga. Peribadatan ini juga diikuti pegawai Rutan Salatiga beragama Katolik dan Kristen.

Koordinator Tim Meditasi Gereja Katolik Kota Salatiga yang terpusat di Gereja Kristus Raja Semesta Alam, Paulus Sugijanto mengatakan kegiatan keagamaan ini, menjadi agenda rutin.

"Dipilihnya Rutan Salatiga, dengan melibatkan kaum marginal di dalam  Rutan Salatiga," kata Paulus Sugijanto.

Melibatan 12 tim, pelayanan kasih melalui meditasi Kristiani diwarnai doa. Intinya, Tim meditasi ingin berbagi kasih nyata dan real dengan WBP Rutan Salatiga, bukan hanya sekadar slogan.

Disinggung mengapa pemilihan WBP di Rutan Salatiga karena kami mengasihi tidak membedakan siapa pun.

"Belum tentu yang ada di Rutan Salatiga ini akan menjadi orang yang jahat atau jelek terus, sehingga kami harus bisa mengampuni mereka. WBP di Rutan Salatiga tidak kehilangan jatih dirinya dan tetap menjadi manusia yang berguna untuk sesama umat dan bangsa," pungkas dia.

Sementara, Kepala Rutan Salatiga Andri Lesmano didampingi Humas Nurhadi menyebutkan jika kegiatan keagamaan ini menjadi agenda rutin.

Beberapa gereja di Salatiga menggandeng pihak Rutan Salatiga untuk menghelat peribadatan.

"Sebelumnya, kita sudah rutin menggelar kegiatan dengan beberapa Gereja di Salatiga dan sekitarnya diantaranya Gereja Bethani, Kirain, Penta Kosta Tengeran Kabupaten Semarang dan Kementrian Keagamaan (Kemenag) Kota Salatiga,"

Selain momen besar seperti Natal, Rutan Salatiga sendiri telah memiliki agenda rutin peribadatan bagi SBP umat Khatolik. Diantaranya, peribadatan rutin pada hari Minggu dan satu bulan sekali Ibadah Mandiri.

"Ada juga, kegiatan peribadatan secara zoom dengan antara Kementerian seperti dilakukan Gereja Duolos Ministry dari GKJ Salatiga," imbuhnya.

Andri menerangkan, sebagai umat beragama wajib bersyukur atas kesempatan yang diberikan dapat beragama bersama.

"Kepada Tim Meditasi dan Romo Walidi yang membangun kesadaran kita, Jangan Pernah Menyerah. Pulanglah ke Negerinya dengan cara lain, untuk itu jangan menyerah," ucap Andri.

Dikatakan, apa yang dijalani WBP Rutan Salatiga bukan akhir dari segalanya. Masih ada yang lebih susah dari WBP, sehingga selalu bersyukur dan menjadi yang terbaik.

"Kata seorang pelaut handal teman saya, setelah ada badai pasti ada pelangi. Yakinlah, pelaut yang handal lahir dari badai datang yang hebat," ucapnya.