Gojek Berikan Harapan, Dekatkan Pelanggan

Kontribusi Gojek Mendorong Ekonomi UMKM dan Daerah
Seorang driver Gojek sedang mengantarkan pesanan ke pelanggan. RMOL Jateng
Seorang driver Gojek sedang mengantarkan pesanan ke pelanggan. RMOL Jateng

Pelaku usaha kuliner menyusun ulang strategi penjualan sekaligus beradaptasi menghadapi gelombang virus corona. Kehadiran Gojek, sebagai layanan online food delivery GoFood, memacu denyut usaha tetap berdetak serta mendekatkan dengan pelanggan.


Kesibukan di pagi hari semakin terasa di kediaman Fatimah, beralamat di Jalan Beton Mas I Jl. Tanah Mas Raya No.274, Panggung Lor, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Ibu tiga anak ini cekatan mempersiapkan pesanan sesuai aplikasi. Selang beberapa saat, pengemudi ojol sampai dan menu sudah siap diantarkan. Fatimah juga menambahkan satu bingkisan terpisah untuk pengemudi ojol. 

Pemilik Jeddah Fatimah, Fatimah sedang mempersiapkan pesanan Nasi Kebuli. RMOL JatengPemilik Jeddah Fatimah, Fatimah sedang mempersiapkan pesanan Nasi Kebuli di Semarang. RMOL Jateng

"Setiap Hari Jumat, minggu ke empat saya memberikan Jumat berkah. Bagi-bagi rejeki karena semua serba susah sekarang," ujar Pemilik Jeddah Fatimah, Fatimah, Jumat (30/9). 

Bola mata Fatimah memutar ke atas seolah-olah mengingat waktu pertama kali memulai usaha kuliner. Ingatan Fatimah kembali ke masa remaja, saat itu menjadi asisten sang kakak yang memiliki usaha katering. Hingga akhirnya usaha tersebut berhenti. Setelah melalui pertimbangan, akhirnya memutuskan berjualan nasi kebuli. Memilih Nasi Kebuli, juga merupakan hasil kesepakatan keluarga. Terlebih, keluarga juga memuji rasa masakannya terutama Nasi Kebuli. 

"Nasi Kebuli di Semarang sangat sedikit. Sebagai warga asli (kawasan) Pekojan, saya harus meneruskan makanan ini," terang dia.

Dikutip dari Sejarah Semarang karya Amen Budiman, Pekojan berasal dari kata dasar koja yaitu kawasan tempat tinggal orang-orang dari negeri Hindustani yang beragama Islam. Mereka berprofesi sebagai pedagang yang melakukan berdagang di Kota Semarang serta memberi pengaruh budaya yang dibawa. Termasuk, kuliner khas yang hingga kini masih bisa dirasakan kenikmatannya.

Kembali ke usaha kuliner Jeddah Fatimah, saat memulai usaha dengan membuka warung pada awal tahun 2019. Satu tahun berjalan dengan mulus. Lapak mulai digelar mulai pukul 06.00-10.00 WIB sekitar 40-50 paket Nasi Kebuli berhasil dijual. 

Menu Nasi Kebuli reguler terdiri dari nasi kebuli, ada pilihan daging sapi/ kambing/ ayam, sambal abing, telur, sambal goreng ati, acar dan kerupuk. Satu paket Nasi Kebuli dihargai mulai Rp35.000 tergantung pilihan daging. 

Namun, usaha rumahan ini pun tak lolos dari badai pandemi Covid-19. Alhasil, Fatimah mengalihkan usaha ke rumah dan hanya menerima pesanan online (daring). "Sayang sekali pelanggan sudah banyak," begitu dia berpikir. 

Fatimah dibantu sang anak semakin mengaktifkan layanan Go Food agar pelanggan tetap bisa menikmati Nasi Kebuli. Kala buka warung sebenarnya sudah mendaftarkan usaha namun saking ramainya pelanggan datang seringkali aplikasi dimatikan. 

Fatimah merasakan beragam manfaat bergabung sebagai merchant. Diantaranya salah satu cara memanfaatkan kemajuan teknologi. "Selain itu, lebih praktis dan efisiensi biaya terlebih saat warung tutup karena pandemi. Satu-satunya harapan adalah berjualan online baik aplikasi maupun WhatsApp," kata dia. 

Jam operasional lebih fleksibel karena Fatimah bisa sembari melakukan pekerjaan rumah. Kendati begitu, keoptimisan tersebut mulai luntur melihat penjualan menurun drastis. "Pernah tidak ada pelanggan sama sekali ya sudah dimakan sendiri," kata dia. 

Meski begitu, Fatimah tetap menjaga keotentikan rasa dengan mempertahankan beragam rempah. Misalkan, kapulaga dan bunga lawang khusus dibeli impor dari India. Rempah tidak bisa diganti lokal karena akan mempengaruhi rasa. 

Bagi dia, setiap makanan memiliki ciri khas rempah tersendiri tak bisa digantikan. “Meski penjualan turun tetap dibeli. Saya tidak berani mengganti dengan rempah dari daerah lain yang lebih murah,” ujar dia. 

Fatimah dibantu sang putri Ayuna Kartini kembali memutar otak memperpanjang usia usaha keluarga ini. Tercetus ide membuat hampers untuk pasien isoman. 

Adalah paket isoman dibandrol mulai Rp100 ribu dengan kemasan cantik. Konsumen juga bisa memilih beras premium tentu dengan harga berbeda. Ada pula hampers premium untuk beberapa orang dengan harga mulai Rp500 ribu. "(Pesanan) ramai sekali. Misalkan, kiriman untuk keluarga dan teman atau pesanan dari perusahaan untuk karyawan yang sedang isoman," kata dia. 

Harapannya, dengan makan enak dikemas cantik dengan ucapan hangat membuat kembali semangat dan meningkatkan sistem imun. "Rata-rata 50 paket reguler setiap hari. Saat kasus lagi tinggi tahun lalu, setiap hari selalu ada pesanan hampers minimal 100 hampers karena orang takut pergi dari rumah," terang dia. 

Inovasi menjadi kunci agar pelanggan tidak lari. Menu semakin bervariasi seperti Nasi Goreng Kebuli atau Nasi Tumpeng Kebuli. "Nasi Kebuli bisa menjadi alternatif untuk acara syukuran ulang tahun, kegiatan kantor, hajatan dan sebagainya," tuturnya. 

Pemasaran digital menjadi pilihan bagi Hangry dalam membangun konsep bisnis yang dimulai tahun 2019. Usaha menengah hingga besar turut merasakan dampak gelombang Covid-19. Berbagai kebijakan dari pemerintah untuk mengantisipasi laju virus berimbas pada penjualan. 

CEO Hangry, Abraham Viktor mengenang awal pandemi sekitar April 2022. Saat itu pemerintah mulai menerapkan PSBB alhasil mengalami penurunan penjualan hingga sekitar 30%. Hangry adalah memilih model bisnis yang menggabungkan konsep operasional cloud kitchen yaitu satu lokasi yang dapat berjualan beberapa brand F&B. Melalui konsep bisnis House of Brands, mengembangkan konsep dan pemasaran unik atas berbagai brand F&B yang dibangun oleh satu perusahaan. Pelanggan bisa merasakan kemudahan memesan berbagai macam kuliner dari satu outlet yang sama. 

"Namun setelah masyarakat berhasil beradaptasi dengan new normal, kondisi Hangry kian membaik dan terus berkembang. Sejak awal kami berdiri, perkembangan kami sudah melampaui 20x penjualan, outlet kami sudah bertumbuh lebih dari 80 cabang, dan kami juga telah meluncurkan brand-brand baru, seperti Moon Chicken di Oktober 2020 dan Wai Thai Food di September 2022," terang Abraham kepada RMOL Jateng, pada Sabtu (1/10). 

Jauh sebelum kehadiran virus corona, Hangry mulai beralih sebagai pemain F& B yang berawal dari sarana penjualan online. Hal ini dilatari perubahan dari perilaku dan kebiasaan pelanggan. Keunggulan F&B delivery di mata konsumen adalah kemudahan dan kepraktisannya. Pelanggan dapat mengonsumsi makanan dan minuman tanpa harus mengeluarkan usaha lebih untuk keluar rumah maupun kantor. 

"Sebelum pandemi, MomentumWorks memproyeksikan industri F&B delivery akan terus berkembang +17% per tahun dari 2020 sampai 2025. Ada kenaikan yang signifikan dalam penggunaan aplikasi F&B delivery di Indonesia," kata dia. 

Seorang pembeli sedang memesan makanan dan minuman di gerai Hangry. Dok Hangry

Berbeda dengan bisnis F&B yang memiliki model dine-in, pengalaman pelanggan yang didapatkan hanya dapat diberikan melalui kegiatan komunikasi yang menggunakan strategi marketing serta rasa dan kualitas produk yang diterima oleh pelanggan. 

Pandemi Covid-19 mendorong pengusaha mengatur strategi ulang terkait bisnis yang dijalankan. Di tengah persaingan ketat, pebisnis harus mengingat kembali atas betapa pentingnya mendengarkan masukan dari pelanggan untuk terus mengembangkan bisnis dengan lancar. Salah satu cara Hangry merealisasikan adalah melalui peluncuran Hangry Care Unit, divisi customer excellence yang selalu siap mendengarkan masukan dari semua pelanggan. 

"Kami percaya bahwa dengan mendengarkan keinginan pelanggan dan memastikan kami dapat beradaptasi untuk menyesuaikan menu maupun penawaran untuk pelanggan adalah kunci dari kemampuan kami untuk melampaui tantangan-tantangan dari pandemi ini," terang dia. 

Selain itu,  Hangry giat meluncurkan inovasi menu-menu baru dan mengembangkan bisnis kami dengan peluncuran brand maupun outlet baru untuk meningkatkan penetrasi pasar.

"Pastinya rasa dan kualitas yang konsisten adalah kunci dari industri F&B, baik online maupun offline. Hangry memiliki komitmen yang tinggi terhadap untuk terus melakukan pelatihan, standarisasi dan penjagaan kualitas," pungkasnya.

Bangun Optimis Dongkrak Penjualan Mitra Usaha 

Sejalan upaya untuk melayani para pelanggan, Gojek juga terus berupaya memberikan berbagai promo menarik. Kehadiran Gojek menebar optimisme di tengah keterpurukan situasi ekonomi global. 

Ekosistem digital diharapkan membangun optimisme demi pemulihan sert membangkitkam geliat ekonomi masyarakat. Salah satu program terbaru adalah kolaborasi Gojek dan BTS, dimulai pada Juni 2022. 

"Para pengguna selalu bertanya kepada kami mengenai program apa lagi yang akan diluncurkan sejalan dengan kolaborasi kami dengan BTS, dan ini saatnya kami meluncurkan program baru yang telah dinanti-nantikan oleh pengguna Gojek," ujar dalam siaran rilisnya, belum lama ini.

Program Pasti Ada Kejutan BTS | Gojek dirancang untuk meningkatkan pengalaman menyenangkan dan menambah kegembiraan para pengguna saat memesan makanan lewat GoFood atau bepergian dengan GoRide dan GoCar. 

"Di samping itu, program kolaborasi ini juga sebagai bagian dari upaya Gojek dalam memberikan dampak positif secara berkelanjutan dengan meningkatkan jumlah order mitra driver Gojek dan mitra usaha kuliner GoFood," terang dia.