Sempat 4 tahun vakum, Grebeg Gethuk kembali akan digelar di Alun-alun Kota Magelang, Minggu (28/04) lusa. Event kolosal seni budaya ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Kota Magelang tahun 2024.
- Jumat Agung, Umat Katolik Blora Gelar Visualisasi Jalan Salib
- Diskusi Budaya, Kunci Terbukanya Ruang Ekspresi Seniman Batang
- Lenggak-Lenggok Emansipasi, Ketika Tari Menjadi Bahasa Perjuangan Perempuan
Baca Juga
Yang pasti, event ini banyak dinantikan oleh masyarakat setelah ditiadakan karena pandemi Covid-19 sejak 2020 silam.
Grebeg Getuk kali pertama dihelat di tahun 2006 sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi Magelang.
Dalam prosesinya Grebeg Getuk menyajikan tentang asal muasal lahirnya Kota Magelang dalam bentuk dramatisasi. Diawali dari Prosesi Penetapan Perdikan Mantyasih, Penyerahan Prasasti Mantyasih, Bulu Bekti Gunungan Palawija, sendratari kolosal dan puncaknya Grebeg Getuk.
Sugeng Priyadi, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, menjelaskan, Grebeg Gethuk telah menjadi event tahunan dengan maksud untuk memperkuat branding Kota Magelang sebagai Kota Getuk.
Tahun ini, lanjut Sugeng, ada satu gunungan getuk berukuran besar dan empat gunungan kecil yang akan digerebek. Tujuannya, untuk memecah keramaian agar tidak berpusat pada satu gunungan besar saja.
"Juga dibarengi dengan Festival Gethuk di Alun-alun sebagai ikon Kota Magelang. Ini sudah menjadi event nasional. Harapannya menjadi internasional, berkelas lebih tinggi," jelas Sugeng, dalam jumpa Pers di Ruang Sidang Lantai 2 Kantor Setda Kota Magelang, Kamis (25/04).
Prosesi Grebeg Gethuk akan diisi pentas kesenian daerah (7 sanggar tari lokal), pentas kesenian luar daerah (8 kabupaten peserta pameran), pentas musik Magelang Sparkle, drumband Akmil, tari kolosal Gugur Gunung, Sendratari Kolosal Babad Mahardika dan doa bersama.
"Gunungan Palawija ada 17, sesuai jumlah kelurahan di Kota Magelang. Artinya, palawija itu menjadi lambang kesuburan, yang akhirnya dinikmati masyarakat dan disimbolkan dengan grebeg," imbuh Sugeng.
Adanya Festival Gethuk (26-28 April 2024) akan lebih mengeksplorasi varian produk getuk dari berbagai daerah. Antara lain, Sragen, Banyumas, Karanganyar, Kabupaten Magelang, Klaten, Kabupaten Semarang, Kebumen, Salatiga, dan Temanggung.
Event ini memberi ruang ekspresi, edukasi, sekaligus mengangkat potensi kearifan lokal (sejarah, kuliner, pariwisata, seni budaya dan ekonomi kreatif) serta meningkatkan daya saing daerah di lingkup regional-nasional, terutama dalam upaya mendorong sektor pariwisata dan sektor-sektor terkait lainnya.
Selain aneka Gethuk, pada kegiatan ini juga ditampilkan pameran produk kerajinan, industri kecil, asessories, kriya seni budaya, ekonomi kreatif (ekraf), busana, kuliner tradisional, heritage, dan sebagainya. Sedikitnya ada sebanyak 90 stan khusus Gethuk, sedangkan stan UMKM makanan lainnya terpisah di luar area stan Festival Gethuk.
- Menata Impian Lolos Sekolah Kedinasan Dan TNI-POLRI
- Bakesbangpol Blora Gelar Peningkatan Kapasitas Perkumpulan Bhakti Praja
- Siap Sukseskan Peringatan May Day 2025, Pemkab Tegal Siapkan Sejumlah Acara