Guru SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah di Salatiga ini, meraih juara I Tingkat Nasional Lomba Guru Simulasi Daring Sinkron di Masa Pandemi.
- Bonus Demografi Tahun 2045, Rektor UMK : Bisa Menjadi Ancaman Serius dan Peluang
- Sekolah Terancam Mangkrak, Bupati Batang : Blacklist Kalau Tak Sesuai
- Hj Isti Choma Wati : Seratus Hari ke Depan, Kita Ditunggu Aksinya
Baca Juga
Adalah Erna Ayu Rohkhayani SPd. Wanita yang kesehariannya juga sebagai ustadzah ini, berhasil menyisihkan kurang lebih 38 peserta lainnya dari seluruh Indonesia. Lantas, apa kelebihan program yang yang ia tawarkan sehingga berhasil meraih predikat juara pertama tingkat nasional?
Ditemui di kediamannya, Erna yang merupakan lulusan UKSW tahun 2014 itu membeberkan materi lomba yang ia ikuti hingga menjuarai tingkat nasional. Dalam materi yang ia susun, menekankan sistem Simulasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak harus berpatokan pada nilai kognitif semata. Kognitif adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental seperti "perhatian, penggunaan bahasa, daya ingat, persepsi, pemecahan masalah, kreativitas, dan pola pikir".
"Tapi lebih kepada adab. Di masa pandemi ini mengejar kognitif percuma. Saya lebih menekankan dan fokus kepada karakter," ujar Erna, Minggu (1/8).
Jika selama ini basic pembelajar di sekolah IT fokus terkait pembelajaran 'Terpadu' yakni Telaah, Ekplorasi, Rumuskan, Prestasi, Aplikasi, Dunia dan Ukhrowi, Erna mencoba mengaitkan dengan lingkungan sekitar.
"Sehingga anak itu jangan melulu dicekoki sekedar mengejar materi tapi juga kemampuan anak, meski dari rumah saja. Konsep ini menekankan kepada tenaga pendidik sehingga bagaimana langkah pelajaran bagi guru. Tapi jangan lupa komunikasi dua arah antara guru dan murid juga sangat penting," jelas Erna.
Membangun komunikasi dan mengajarkan anak untuk mengeluarkan pendapat selama PJJ, menjadi poindalam materi yang diikutkan Erna hingga menyisihkan puluhan guru se-Indonesia. Dalam PJJ pun, akunya, bisa diberlakukan diskusi perkelompok serta dibuat kordinat. Kuncinya, guru harus aktif.
Dengan 'Merdeka Belajar' program pemerintah, diyakininya, guru diberi ruang untuk bereksplorasi.
"Jangan sampai kehilangan hubungan emosional dengan anak, meski selama pandemi hal tersebut sudah mulai terasa. Yang terpenting adalah fokus ke karakter," pungkasnya.
Materi yang diikutkan lomba, diakui Erna bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran (Mapel) dan semua jenjang pendidikan mulai PAUD hingga SMA sederajat. Nilai-nilai yang terkandung dalam materi yang dilombakan Erna pun mencoba memberikan pengertian kepada orang tua, jangan mengukur anak dari nilai. Melainkan bagaimana anak lebih tahu akan dunia luar dan mulai mengubah skema untuk menyiapkan anak ke dunia luar.
"Kepada orang tua paham bahwa bukan sekedar nilai akhir tapi fokus berproses lebih baik lagi. Jangan terkungkung dengan nilai. Pengambil ide awal materi yang dilombakan Erna dikisahkannya, mengacu pada konsep pembelajaran sekolah IT. Dimana, sebagai guru matematika, jika memang harus mengungkapkan hadis atau ayat dalam setiap mata pelajaran (mapel) tidak semua bisa 'nyambung'. Tapi betul, semua ilmu bersumber dari hadis/ ayat.
"Namun, dalam lomba yang saya ikuti bagaimana implementasi PJJ bagi guru yang dapat diikuti anak didik tanpa bertele-tele namun mengena. Tetap melalui aplikasi zoom, Erna mencoba menerapkan langkah-langah pembelajaran dengan sistem yang telah ada di sekolah IT yaini, 'Terpadu'," bebernya.
Prinsipnya, lanjut dia, sama dengan yang dicanangkan pemerintah. Hanya saja di dilingkungan sekolah IT, setiap pembelajaran ada kegiatan 'Terpadu'. "Misalnya, ada tahapannya mulai dari 'telaah' dulu, di IT itu diawali dengan pembacaan ayat-ayat Alquran," terangnya saat ditemui di kawasan Gandu RT 02 RW 08, Kelurahan Ledok, Salatiga.
Baru kemudian, dilanjutkan dengan ekplorasi, rumuskan, prestasi, aplikasi, dunia hingga tahap akhir ukhrowi (rencana kebaikan/ planning/ target). Terkait dengan praktek, orang tua dapat menjadikan Qur'an sebagai acuan. Sedangkan dunia dan 'ukhrowi' bisa berperan untuk menguatkan anak dalam PJJ.
"Memang paling sulit di bagian 'Telaah' karena harus sejalan dengan ayat-ayat atau hadis. Namun perlu diingat, tidak semua bisa diterapkan," tandasnya. Dia mengikuti lomba ini pun secara mendadak.
"Selesai PGG di Yogyakarta, mendapatkan masukan. Saat itu, tepat tanggal 20 Maret 2021 seleksi tingkat Wilayah (Provinsi)," tuturnya, didampingi sang suami Nanang Himsanul Zain.
Dilanjutkam mengupload video tingkat Nasional dari tanggal 21 Maret-5 April 2021, penilaian dilakukan mulai bulan Mei 2021. Poin penilaian diantaranya pengelolaan kelas virtual (interaksi antara guru dan siswa), isi dari kegiatan awal,kegiatan inti (TERPADU), kegiatan penutup serta internalisasi nilai keislaman sesuai kekhasan JSIT (ayat,hadist).
Wanita kelahiran Grobogan, 22 April 1993 ini awalnya tak begitu yakin dapat meraih juara pertama tingkat nasional. Pasalnya, mulai tingkat Korda Salatiga lanjut ke Provinsi harus menghadapi 30 peserta lainnya dari Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Sebagai perwakilan Jateng Erna masih harus berhadapan dengan peserta hampir dari seluruh provinsi di Indonesia. Ibarat pepatah, kerja keras dan ketekunan tak akan mengkhianati hasil. Erna berhasil meraih juara pertama untuk tingkat Nasional. Sedangkan juara ke-2 dari Solo dan juara ke-3 dari Depok.