Sekolah Terancam Mangkrak, Bupati Batang : Blacklist Kalau Tak Sesuai

Bupati Batang Wihaji turut angkat bicara proyek tujuh sekolah negeri yang terancam mangkrak. Ia meminta para kontraktor untuk bekerja profesional sesuai peraturan perundang-undangan.


"Kami tunggu sampai selesai, ini kan masih belum selesai, masih ada perpanjangan waktu katanya," ucap politisi Golkar itu di kantornya, Senin (17/1).

Ia mengatakan, akan melihat hingga masa perpanjangan selesai. Jika tidak sesuai, maka pihaknya akan memblacklist penyedia jasa itu.

Wihaji berujar akan menghubungi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Batang. Baginya, yang penting itu aturan jadi yang utama.

Proyek rehabilitasi tujuh bangunan sekolah negeri di Kabupaten Batang terancam mangkrak atau tidak selesai. Proyek yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat itu terdiri atas enam bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN).

Lima paket rehabilitasi SDN dikerjakan oleh satu kontraktur dengan nama CV Amelia Rahman. Pekerjaan kontraktor asal kota Cimahi, Jawa Barat, itu hanya mencapai progres antara 30 persen hingga 35 persen hingga akhir masa kontrak 17 Desember 2021.

Padahal waktu pelaksanaan pekerjaan mencapai 120 hari kalender. Tapi hingga akhir masa kontrak tidak selesai. Nilai kontrak persekolah cukup fantastis.

Rincian proyek lima sekolah tersebut yaitu SDN Depok 2 (Rp510.548.651), SDN Jambangan 2 (Rp663.277.074), SDN Pejambon (Rp531.450.377), SDN Plelen 1 (Rp528.124.663) dan SDN Wonosegoro 2 (Rp803.077.867). Proyek yang dikerjakan CV Amelia Rahman itu hanya di kisaran 30 persen hingga 35 persen.

Lalu satu SDN lagi yaitu SDN Sidomulyo 1 yang akhir kontrak per 27 desember 2021. Dengan progres akhir tahun 61,54 persen dan sekarang 65 persen. kontraktor dari Kabupaten Pekalongan. Nilai kontraknya Rp499.999.998.

Untuk proyek bangunan yang terlambat lainnya adalah SMPN 1 Gringsing dengan nilai kontrak Rp1.550.050.550 dengan progres 50 persen. Kontraktornya adalah CV Semani Jaya Kartasura.

Proyek rehabilitasi SDN Wonosegoro 2 di kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, yang terancam mangkrak membuat para orangtua siswa geram. Kondisi bangunan sekolah saat memprihatinkan.

Pantauan RMOL Jateng di lapangan, tampak 10 ruang kelas, kantin, ruang kantor dan ruang guru dalam kondisi tak beratap. Tidak ada pintu hingga jendela kelas. Lalu ada bekas plesteran semen di temboknya.

"Saya sudah bawa kayu tadi. Tak kira kontraktornya. Kami, warga dan orangtua siswa memang emosi melihat kondisi sekolah," kata warga sekitar, Achmad Udin di depan SDN, Jumat (14/1).

Ia bercerita bahwa pekerjaan rehabilitasi sekolah tempat ponakannya bersekolah itu tidak beres. Bahkan, dalam dua minggu terakhir tidak ada pekerjaan apapun. Tidak ada material hingga alat kerja di lokasi. Tenaga kerja juga tidak tampak di kawasan SDN Wonosegoro 2.